LPS : Per September 2018, Bank BUKU III Memiliki Likuiditas Paling Ketat
Pasardana.id - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan, per September 2018, perbandingan total kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank atau Loan to Deposit Ratio (LDR) industri perbankan mencapai 94,3 persen, atau jauh melebihi batas aman yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) di level 92 persen.
LPS mencatat, LDR 94 persen ini merupakan akumulasi dari kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I, II, III, IV.
Menariknya, dari data itu, rata-rata LDR pada bank BUKU III memiliki likuiditas paling ketat, yakni meningkat dari 94,9 persen pada September 2017 menjadi menjadi 103,3 persen per September 2018.
Asal tahu saja, Bank BUKU III merupakan kategori bank dengan modal inti Rp5-30 triliun.
Menanggapi hal ini, anggota Dewan Komisioner LPS, Destry Damayanti mengatakan, pengetatan likuiditas terjadi karena per September 2018, pertumbuhan kredit lebih tinggi dari perolehan DPK. Itu artinya, dana cadangan yang dipegang akan keluar untuk membiayai kredit.
“Yang dikhawatirkan, dengan masalah likuiditas ini akan menurunkan dana cadangan bank karena tersedot ke kredit. Ini yang menjadi perhatian LPS dan OJK,” kata Destry di kantor LPS, Jakarta, Selasa (30/10).
Masalah likuiditas ketat ini, juga diakui Kepala Eksekutif LPS, Fauzi Ichsan.
Berdasarkan data LPS, DPK perbankan per September 2018 sebesar 6,88 persen, sementara pertumbuhan kredit 12,12 persen atau naik 3,86 persen dibanding September 2017.
“Lebih rendahnya DPK ini karena beberapa factor, seperti efek tax amnesty, persaingan dana, dan penerbitan obligasi,” jelas Fauzi.
Meski demikian, lanjut dia, secara keseluruhan, kondisi perbankan Indonesia masih baik. Apalagi, melihat pertumbuhan kredit bulan ini, yang diperkirakan hingga akhir tahun 2018 bisa tumbuh di kisaran 11,5 persen, dan pada 2019 tumbuh 12,4 persen.
Sementara DPK, hingga akhir tahun diproyeksikan naik menjadi 7,2 persen dan tumbuh 9 persen pada 2019.
Adapun Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal juga masih berada di 22,93 persen dan Net Interest Margin (NIM) 5,01 persen.
“Perbankan Indonesia masih sehat meski ada beberapa titik indikator yang melemah. Secara kisaran, modal masih kuat, CAR juga kita masih tertinggi di Asia, dan NIM juga masih oke. Perbankan Indonesia saat ini sudah mampu melakukan pengelolaan risiko yang baik. Saat ini bank disebut sudah memiliki naturaly hedge,” tandasnya.

