Indeks Nikkei Melonjak 1,29 Persen

foto: istimewa

Pasardana.id - Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo, Jepang, melonjak 291,88 poin, atau sekitar 1,29 persen, pada Rabu (17/10/2018), menjadi 22.841,12. Indeks Nikkei sempat mencapai 22.959,41 yang merupakan angka tertinggi sejak 11 Oktober sebelum berakhir di angka penutupan.

Indeks Topix juga menguat hari ini, melambung 1,54 persen menjadi 1.713,87 dengan 31 dari 33 sektor berakhir di teritori positif.

Seperti dilansir Reuters, saham sektor teknologi mengalami rebound mengikuti pergerakan naik saham sektor tersebut di Wall Street. Saham Tokyo Electron, Screen Holdings, dan Advantest Corporation masing-masing melambung 3 persen, 5,4 persen, dan 3,5 persen.

Saham perusahaan Jepang yang berorientasi ekspor menguat seiring melemahnya nilai tukar dolar Amerika Serikat. Nilai tukar dolar AS terhadap yen berada di kisaran 112,35 yen per dolar AS.

Saham Toyota Motor Corporation, Honda Motor Company, dan Panasonic Corporation masing-masing melonjak 1,3 persen, 0,9 persen, dan 1,2 persen.

Saham SoftBank Group meningkat 2,1 persen setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa nilai total saham perusahaan teknologi Uber Technologies dapat mencapai US$120 miliar, atau sekitar Rp1.820,5 triliun, ketika go public tahun depan. SoftBank merupakan pemilik saham mayoritas Uber.

Saham Nojima Corporation meroket 16,6 persen setelah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan peralatan elektronik dan teknologi informasi tersebut meningkatkan perkiraan perolehan laba untuk periode enam bulan sampai September 2018 mencapai 7,2 miliar yen dari sebelumnya hanya 6 miliar yen berkat tingginya penjualan air conditioner di musim panas.

Sementara itu, indeks saham perusahaan transportasi laut anjlok 7,2 persen dengan saham Mitsui OSK Lines dan Kawasaki Kisen masing-masing terjun 7,5 persen dan 14,3 persen.

Saham Mitsui melemah setelah menurunkan perkiraan perolehan laba karena pendapatan dari Ocean Network Express yang merupakan perusahaan pengapalan kontainer yang dibentuk April lalu bersama Kawasaki Kisen Kaisha dan Nippon Yusen tidak mencapai estimasi. Sedangkan saham Kisen melorot setelah diperkirakan akan mengalami kerugian 21,5 miliar yen untuk periode setahun sampai Maret 2019.