Volume SBN Diperdagangan Kamis Kemarin Senilai Rp11,34 Triliun dari 35 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan diperdagangan Kamis (11/10) kemarin, tercatat senilai Rp11,34 triliun dari 35 seri yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp1,55 triliun.

Dalam laporan riset harian yang dirilis Jumat (12/10/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0069 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,67 triliun dari 32 kali transaksi di harga rata - rata 100,51% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0077 senilai Rp994,59 miliar dari 73 kali transaksi di harga rata - rata 98,01%.

Sementara itu Sukuk Negara Ritel seri SR008 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp308,25 miliar dari 26 kali transaksi di harga rata - rata 100,55% yang diikuti oleh perdagangan Project Based Sukuk seri PBS016 senilai Rp307,86 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 97,29%.

Sedangkan dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,02 triliun dari 52 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan I PP Properti Tahap I Tahun 2018 Seri A (PPRO01ACN1) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp131,09 miliar dari 13 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Summarecon Agung Tahap II Tahun 2014 (SMRA01CN2) senilai Rp72,0 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 101,63%.

Sementara itu, nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin (11/10), ditutup melemah sebesar 35,00 pts (0,23%) pada level 15235,00 per Dollar Amerika. Bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 15223,80 hingga 15267,50 per dollar Amerika, pelemahan yang dialami pada mata uang Rupiah terjadi di tengah pergerakan nilai tukar mata uang regional yang bergerak bervariasi terhadap Dollar Amerika.

Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional sebesar 0,93% yang diikuti oleh mata uang Dollar taiwan (TWD) sebesar 0,44%. Adapun mata uang Baht Thailand (THB) ditutup dengan mengalami penguatan sebesar 0,57% yang diikuti oleh mata uang Dollar Singapura (SGD) sebesar 0,25% dan Rupe India (INR) sebesar 0,15%.

Sementara itu, Imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin (11/10), ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan yang didapati pada surat utang negara - negara maju seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar saham mendorong investor untuk menempatkan dananya pada instrumen investasi yang lebih aman (safe haven asset).

Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 3,163% dan tenor 30 tahun di level 3,333% relatif tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya di tengah data inflasi Amerika pada bulan September 2018 yang tumbuh dibawah perkiraan pelaku pasar.

Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman dan Inggris masing - masing ditutup dengan mengalami penurunan, masing - masing di level 0,515% dan 1,677%.

Penurunan imabl hasil juga didapati pada surat utang Jepang dan Singapura, dimana kedua surat utang tersevut masing - masing ditutup pada level 0,141% dan 2,571%.