Volume SBN Diperdagangan Jumat Lalu Sebesar Rp16,69 Triliun dari 46 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin (28/9), mencapai Rp16,69 triliun dari 46 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp6,34 triliun.
Dalam paparan riset yang dirilis Senin (01/10/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0063 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp3,11 triliun dari 57 kali transaksi di harga rata - rata 91,15% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai Rp1,72 triliun dari 65 kali transaksi di harga rata - rata 89,22%.
Adapun Project Based Sukuk seri PBS016 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp174,51 miliar dari 3 kali transaksi dengan harga rata - rata 97,96% dan diikuti oleh perdagangan PBS011 senilai Rp100,0 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 106,91%.
Sementara itu, dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,81 triliun dari 47 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap III Tahun 2018 Seri C (ADMF04CCN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp400,0 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,05% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Medco Energi Internasional Tahap II Tahun 2018 Seri A (MEDC03ACN2) senilai Rp290,70 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah pada akhir pekan kemarin ditutup dengan mengalami penguatan sebesar 20,0 pts (0,13%) dan ditutup pada level 14902,50 per Dollar Amerika.
Bergerak pada kisaran 14894,00 hingga 14945,50 per Dollar Amerika, penguatan yang terjadi mata uang Rupiah seiring dengan panguatan mata uang regional. Mata uang Peso Philippina (PHP0 memimpin penguatan mata uang regional, yaitu sebesar 0,39% dan diikuti oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,29% dan Baht Thailand (THB) sebesar 0,19%.
Adapun sepanjang bulan September 2018, mata uang regional bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami pelemahan terhadap mata uang Dollar Amerika. Mata uang Yen Jepang (JPY) di bulan September mengalami depresiasi sebesar 2,09% diikuti oleh Rupee India (INR) sebesar 2,04% dan mata uang Rupiah sebesar 1,16%.
Adapun mata uang Baht Thailand di bulan September 2018 terlihat mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika, yaitu sebesar 1,20% diikuti oleh Dollar Tawian (TWD) yang sebesar 0,58%.
Sedangkan dari perdagangan surat utang global, pergerakan imbal hasilnya pada perdagangan di akhri pekan ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi dimana untuk imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan di level 3,067% dan tenor 30 tahun ditutup pada level 3,208%.
Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun masing - masing mengalami penurunan di level 0,474% dan 1,576%. Penurunan imbal hasil juga didapati pada surat utang India di level 8,020% dan Malaysia di level 4,061%.

