Incar 60 Juta Pelanggan PLN, KREN dan MCAS Gandeng SMC

Pasardana.id - PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) dan anak usahanya, PT. M Cash Integrasi Tbk (MCAS) berencana berinvestasi di PT Sistem Mikroelektronik Cerdas Co-Design (SMC). Hal itu untuk menjangkau 60 juta konsumen potensial di sektor teknologi informasi.
Managing Director KREN, Surjandy Jahja mengemukakan, Investasi ini tidak hanya menghadirkan peluang bagi MCAS, namun juga bagi KREN, untuk mengembangkan sinergi antar perusahaan di dalam portofolio yang dimilikinya.
"Melalui SMC, KREN dapat memperbesar dampak dari pengalaman gaya hidup digital yang tengah diciptakannya," ujar Jahja dalam siaran pers, Selasa (30/1/2018).
Lebih lanjut ia menjelaskan, hingga Agustus 2017, jumlah pelanggan PLN dilaporkan telah mencapai angka 66.6 juta, di mana 60% di antaranya adalah pelanggan prabayar. Ini merupakan pasar yang sangat besar bagi teknologi SMC.
"Integrasi produk SMC dengan platform pembayaran digital KREN akan meningkatkan daya tarik bisnis KREN," ujar dia.
Lebih rinci, Jahja mengungkapkan, secara bersamaan, hal ini juga akan menciptakan suatu fitur unik dan berbeda bagi SMC di mata para pelanggannya; Salah satu contohnya adalah seamless payment protocol melalui platform pembayaran digital yang dimiliki oleh KREN.
"Kedepannya, kami percaya bahwa teknologi yang dimiliki oleh SMC akan membantu KREN dalam menciptakan sinergi di dalam seluruh ekosistemnya, yang pada akhirnya akan memperkuat posisi KREN sebagai lokomotif transformasi digital di Indonesia," jelas dia.
Investasi yang dilakukan oleh KREN dan MCAS ini, masing-masing sebesar 20% dan 30%, merupakan suatu langkah penting yang strategis di awal tahun 2018 guna memperkuat posisi masing-masing perusahaan, sebagai leading digital business integrator dan digital distribution champion di Indonesia.
SMC, sebagai pemain terdepan di bidang pengembangan Teknologi Informasi Komunikasi (ICT), Media dan Mikroelektronik, telah menyediakan berbagai solusi untuk program-program 'Smart House Smart City' dan Power Management SCADA di Indonesia sejak 1999.
Program Smart City SMC adalah aplikasi berbasis regional dengan multi layanan ICT yang terintegrasi sebagai basis pengembangannya, sementara program SCADA Power Management SMC merupakan solusi berbasis teknologi dengan menggunakan Advanced Metering Infrastructure (AMI) yang mampu menyediakan laporan penggunaan energi secara real time.
SMC juga telah mengerjakan berbagai proyek prepaid energy metering (KWh Meter) dan proyek vending system token generator, beberapa di antaranya adalah: Apartemen Beverly Dago, Apartemen Dago Suite, Apartemen Sudirman Suite, Apartemen Sanggar Hurip, Asrama Universitas Telkom dan Asrama ITB Jatinangor di Bandung, Jawa Barat; Kubikahomy BSD di Serpong, Jawa Barat; Apartemen Aeropolis, Apartemen Skylounge dan Apartemen PU Bintaro di Jakarta; Apartemen Student Castle di Yogyakarta; dan Apartemen Lagoon Tamansari di Manado, Sulawesi Utara.
SMC telah menjadi rekanan dari Pusat Mikroelektronika Institut Teknologi Bandung selama kurang lebih 10 tahun, melalui program Riset Unggulan Strategis Nasional Teknologi Informasi dan Mikroelektronika (RUSNAS TIME).
Pada 2011, Perseroan bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mengembangkan Digital Power Meter dan Prepaid Electricity Meter.
Tahap pertama dari proyek ini telah diimplementasikan di 700.000 pelanggan di seluruh Indonesia. SMC juga telah berhasil melakukan pengembangan atas Smart Technology melalui suatu pilot project bernama 'Meter Listrik Pintar Komunikasi Dua Arah' (juga dikenal dengan nama MELINDA), yang saat ini telah dijalankan di 764 lokasi.
Direktur Utama MCAS, Martin Suharlie menyatakan, melalui Teknologi Smart Digital City dan Power Management dari SMC, pihaknya hendak membawa kenyamanan dari gaya hidup digital serta kemajuan teknologi lebih dekat ke masyarakat Indonesia, sampai ke dalam pintu rumah konsumen.
"Melalui Meter Listrik Pintar dan Power Management SMC, konsumen dapat melakukan pemantauan penggunaan daya listrik rumah mereka secara real time sehingga dapat menghindari resiko terjadinya pembebanan lebih (overcharge) atas tagihan listrik mereka serta resiko kehabisan listrik di tengah malam," pungkasnya.