Asia Tetap Diperkirakan Bertumbuh 5,9 Persen

foto: istimewa

Pasardana.id - Asian Development Bank (ADB) telah merilis laporan Asian Development Outlook (ADO) terbarunya pada Selasa (26/9/2017). Pertumbuhan ekonomi di Benua Kuning diperkirakan akan mencapai 5,9 persen pada tahun ini. Sedangkan untuk tahun depan mencapai 5,8 persen.

Persentase pertumbuhan tersebut tidak berubah dari perkiraan pada Juli, namun lebih tinggi dari perkiraan pada April lalu, yaitu pertumbuhan sebesar 5,7 persen baik pada 2017 maupun pada 2018.

Perekonomian Tiongkok diperkirakan akan bertumbuh 6,7 persen tahun ini dan 6,4 persen tahun depan, tak berubah dari estimasi Juli. “Prospek pertumbuhan di kawasan Asia membaik, berkat menguatnya perdagangan global dan adanya momentum kuat di Tiongkok,†ungkap kepala ekonom ADB Yasuyuki Sawada, seperti dikutip Reuters.  

Menurut Sawada, Asia seharusnya memanfaatkan kondisi baik perekonomian jangka pendek untuk melakukan investasi di bidang infrastruktur, meningkatkan produktivitas, dan menjalankan kebijakan ekonomi yang mendukung pertumbuhan jangka panjang.

Secara kawasan, ADB memangkas perkiraan pertumbuhan untuk kawasan Asia Selatan menjadi 6,7 persen tahun ini dan 7,0 persen tahun depan. Juli lalu, angka perkiraan mencapai 7,0 persen untuk tahun ini dan 7,2 persen tahun depan.

Pertumbuhan India diperkirakan hanya akan mencapai 7,0 dan 7,4 persen untuk tahun ini dan tahun depan, lebih lemah dari perkiraan Juli 7,4 dan 7,6 persen.

Di kawasan Asia Tenggara, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencapai 5,0 persen tahun ini dan 5,1 persen tahun depan. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan Juli 4,8 dan 5,0 persen.

Meski demikian, ADB menyebut para pembuat kebijakan harus bersiap akan terjadinya aliran modal keluar dan biaya pinjaman yang lebih tinggi karena Federal Reserve Amerika Serikat mulai menghentikan kebijakan stimulus moneter yang agresif dan terus meningkatkan suku bunga.

“Karena suku bunga jangka panjang di berbagai negara Asia erat terhubung dengan suku bunga di AS, para pembuat kebijakan harus memperkuat posisi finansial mereka lebih lanjut dan mengawasi tingkat hutang dan harga-harga aset,†ungkap ADB.

ADB juga menyebutkan bahwa Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Taiwan berpeluang mendapat keuntungan sebagai hasil menerapkan kebijakan yang akomodatif.

Inflasi di Asia diperkirakan akan mencapai 2,4 persen tahun ini dan 2,9 persen tahun depan, lebih rendah dari estimasi Juli 2,6 dan 3,0 persen.