Imbal Hasil SUN Diperdagangan Senin Kemarin Turun Berkisar Antara 1 - 7 Bps

foto : istimewa

Pasardana.id - Kenaikan neraca perdagangan serta penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 15 Mei 2017. 

Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Selasa (16/5/2017), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, penurunan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan Senin (15/5/2017) kemarin, berkisar antara 1 - 7 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 4 bps dengan penurunan imbal hasil yang cukup besar didapati pada tenor menengah dan panjang.

Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 4 - 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 20 bps.

Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 3 - 5 bps yang didorong olah adanya kenaikan harga yang berkisar antara 10 - 30 bps.

Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan hingga sebesar 7 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 10 - 60 bps. 

Menurut I Made, penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh data neraca perdagangan yang dikeluarkan pada hari Senin (15/5/2017).

Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa posisi neraca perdagangan Indonesia pada bulan April 2017 tercatat sebesar US$1,238 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi bulan Maret 2017 yang sebesar US$1,234 miliar maupun posisi bulan April 2016.

Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi ekspor nonmigas, antara lain berasal dari peningkatan ekspor yang terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$211,8 juta atau 149,58%, tembaga sebesar US$22,3 juta atau 22,42%, perhiasan atau permata sebesar US$12,9 juta setara dengan 2,38%, dan timah sebesar US$10,8 atau 9,23% dibanding bulan Maret 2017. 

“Pelaku pasar merespon positif terhadap data neraca perdagangan tersebut, karena dengan posisi neraca perdagangan tersebut akan memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian rencana Bank Sentral Amerika untuk menaikkan suku bunga acuan ditambah pertumbuhan inflasi Amerika tidak sesuai yang diharapkan pelaku pasar sehingga menyebabkan pelaku pasar melakukan aksi wait and see,†terang I Made.

Secara keseluruhan, lanjut dia, penurunan imbal hasil kemarin juga telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun turun sebesar 5 bps di level 6,724% dan tenor 10 tahun turun sebesar 7 bps di level 7,025%. Adapun untuk tenor 15 tahun turun sebesar 7 bps di level 7,529% dan untuk tenor 20 tahun turun sebesar 8 bps di level 7,778%.