Uber Rusia Akan Merger dengan Yandex
Pasardana.id - Uber pada Jumat (14/7/2017) mengumumkan rencana penggabungan bisnisnya di Rusia dengan pesaing lokal Yandex, sebagai bagian dari upaya perusahaan teknologi asal Amerika Serikat tersebut untuk mengembangkan aktivitas di Rusia dan negara-negara lain sekitarnya.
Seperti diwartakan BBC News pada Jumat (14/7/2017), Yandex akan memiliki sekitar 59 persen dari saham perusahaan gabungan, senilai US$3,7 miliar atau sekitar 2,9 miliar.
Kesepakatan untuk melakukan merger bermula dari upaya untuk menghilangkan kompetisi antara kedua perusahaan setelah Uber diluncurkan di Rusia pada 2014. Persaingan yang terjadi telah memicu perang harga.
Tigran Khudaverdyan, pimpinan YandexTaxi yang akan mengepalai perusahaan baru hasil merger, mengatakan bahwa kombinasi tersebut akan meningkatkan jumlah pengantaran bagi para sopir dan mengurangi waktu tunggu bagi penumpang.
"Kombinasi ini sangat meningkatkan kemampuan Yandex untuk menawarkan layanan berkualitas lebih baik kepada para pengendara kami, untuk segera memperluas layanan kami ke wilayah baru, dan untuk membangun bisnis yang berkelanjutan," kata Khudaverdyan seperti dikutip BBC News.
Yandex, perusahaan teknologi Rusia yang berdiri pada 1997 lalu merupakan operator search engine terbesar di Rusia. Pada 2011, Yandex meluncurkan bisnis taksi.
Menurut data yang dirilis kepada para investor pada Kamis (14/7/2017), besar perusahaan Yandex mencapai dua kali lipat Uber.
Yandex akan mengkontribusikan US$100 juta terhadap perusahaan baru yang terbentuk dengan Uber. Nantinya perusahaan tersebut akan beroperasi di 127 kota di Rusia, Azerbaijan, Armenia, Belarus, Georgia dan Kazakhstan.

