Volume Perdagangan SUN Pada Rabu Kemarin Senilai Rp5,94 Triliun dari 32 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di hari Rabu (07/6/2017) kemarin, tidak cukup besar dan terlihat mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan yang dilaporkan di hari Selasa, yakni tercatat senilai Rp5,94 triliun dari 32 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,20 triliun.
“Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp812 miliar dari 61 kali transaksi di harga rata - rata 100,36% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp789 miliar dari 21 kali transaksi di harga rata - rata 100,98%,†terang analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Kamis (08/6/2017).
Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, terjadi peningkatan volume perdagangan dari pelaporan sebelumnya, yaitu senilai Rp605 miliar dari 24 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
“Obligasi Berkelanjutan II Adira Finance Tahap IV Tahun 2014 Seri B (ADMF02BCN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp80 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 101,44% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi I Brantas Abipraya Tahun 2015 (BRAP01) senilai Rp78 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,01%,†tutur I Made.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah terbatas di level 13303,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan terbatas sebesar 7,00 pts dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya.
Menurut I Made, rupiah diperdagangan kemarin bergerak pada kisaran 13294,00 hingga 13342,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terjadi di tengah bervariasinya arah pergerakan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika dengan kecenderungan mengalami penurunan.
“Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh mata uang Dollar Singapura (SGD) dan Rupiah Indonesia (IDR). Adapun mata uang Ringgit Malaysia (MYR) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Rupee India (INR) dan Peso Philippina (PHP),†tandas I Made.

