Uber Hadapi Tuntutan Hukum

foto: istimewa

Pasardana.id - Seorang wanita yang mengalami pemerkosaan oleh sopir Uber di India telah melakukan penuntutan terhadap perusahaan teknologi tersebut, usai beredar kabar bahwa Uber Technologies Inc mendapatkan catatan medis wanita tersebut secara ilegal.

Seperti dilansir BBC News pada Jumat (16/6/2017), tuntutan hukum terjadi di saat Uber berusaha memulihkan reputasi perusahaan yang tercoreng skandal.

CEO Uber Travis Kalanick telah mengatakan bahwa ia akan meninggalkan perusahaan untuk sementara waktu setelah dilakukan tinjauan terhadap manajemen perusahaan sebagai respon terjadinya pelecehan seksual di lingkungan perusahaan terhadap seorang mantan engineer wanita Uber. Beberapa petinggi Uber lainnya juga telah meninggalkan perusahaan seiring janji Uber akan berlangsungnya perubahan.

Pada Desember 2014, seorang wanita India asal Delhi berusia 26 tahun mengalami pemerkosaan oleh sopir Uber bernama Shiv Kumar Yadav. Wanita tersebut telah melaporkan kasus yang menimpanya dan kepolisian setempat telah menangkap Yadav. Yadav dinyatakan bersalah dalam persidangan dan dihukum seumur hidup.

Terkait kasus yang menimpanya, wanita tersebut juga menuntut Uber dan telah menerima penyelesaian di luar sidang.

Saat ini wanita tersebut tinggal di Texas, Amerika Serikat. Pada Kamis (15/6/2017), ia melakukan tuntutan hukum baru terhadap Uber, setelah beredar kabar bahwa Uber melakukan investigasi terhadap tuntutan hukum yang dilakukan wanita tersebut sebelumnya, mendapatkan catatan medis wanita tersebut yang semestinya tidak boleh terjadi dengan cara ilegal, dan berspekulasi bahwa tuntutan hukum yang dilakukan wanita tersebut hanyalah sebuah upaya untuk mengganggu bisnis perusahaan.

Tuntutan hukum baru wanita tersebut terhadap Uber mencapai pelanggaran privasi terhadap dirinya dan pembunuhan karakter.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Uber menyatakan, “Tak seorang pun seharusnya mengalami kejadian buruk tersebut dan kami sangat prihatin wanita tersebut harus mengalami pengungkitan terhadap kejadian buruk yang menimpanya pada beberapa pekan terakhir."

Tuntutan ditujukan kepada Kalanick, mantan wakil presiden senior Uber Emil Michael, dan mantan presiden Uber Asia Pasifik Eric Alexander. Alexander dipecat dari jabatannya karena ia orang yang mengupayakan didapatkannya catatan medis wanita korban pemerkosaan sopir Uber di India tersebut.