Uber Sembunyikan Terjadinya Pelanggaran Data Jutaan Konsumen

Pasardana.id - Uber Technologies Inc pada Rabu (22/11/2017) mengakui telah menyembunyikan terjadinya serangan siber yang menyebabkan pelanggaran data terhadap 57 juta konsumen dan driver.
Seperti dilansir BBC News, serangan siber yang terjadi pada 2016 lalu diselesaikan Uber dengan pembayaran US$100 ribu, atau sekitar Rp1,35 miliar, terhadap para hacker untuk menghapus data yang diretas, dengan sepengetahuan mantan CEO Uber Travis Kalanic.
Dalam peretasan, para hacker mengakses data berupa nama, alamat e-mail, dan nomor telepon para konsumen maupun driver. Data SIM sebanyak 600 ribu driver juga terekspos.
"Meski belum terlihat adanya pemanfaatan negatif dari data yang telah diretas, kami terus memonitor akun-akun yang terpengaruh," ungkap CEO Uber saat ini, Dara Khosrowshahi.
"Kejadian ini seharusnya tidak terjadi dan saya tidak akan membuat alasan terhadap hal tersebut. Masa lalu tidak bisa dihapus, namun saya bisa pastikan komitmen Uber untuk belajar dari kesalahan yang telah dibuat," kata Dara lebih lanjut.
Setelah pengakuan dilakukan, Chief Security Officer Uber Joe Sullivan mengundurkan diri dari perusahaan teknologi yang berpusat di San Fransisko, Kalifornia, Amerika Serikat tersebut.