Wall Street Menguat Dipicu Penguatan Saham Sektor Teknologi dan Industri

foto: istimewa

Pasardana.id - Wall Street menguat pada Selasa (2/5/2017) dipicu penguatan saham sektor teknologi dan industri, yang menutupi pelemahan saham sektor otomotif dan energi.

Seperti dilansir Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average di Bursa Efek New York, Amerika Serikat, meningkat 36,43 poin, atau sekitar 0,17 persen, menjadi 20.949,89. Indeks S&P 500 naik 2,83 poin, atau sekitar 0,12 persen, menjadi 2.391,16. Indeks komposit Nasdaq menguat 3,76 poin, atau sekitar 0,06 persen, menjadi 6.095,37.

Indeks sektor teknologi di S&P 500 meningkat 0,3 persen, telah empat hari beruntun terjadi reli. Sedangkan indeks sektor industri meningkat 0,5 persen didukung laporan yang menyebutkan Delta Airlines mengalami peningkatan pendapatan unit penumpang sebesar 1 persen pada April.

Saham Apple Inc sempat menguat 0,6 persen dalam sesi perdagangan Selasa. Namun setelah bursa tutup, saham Apple turun lebih dari 1 persen setelah merilis laporan yang menyebut penurunan penjualan unit iPhone pada kuartal pertama 2017.

Saham sektor otomotif melemah dengan saham Ford anjlok 4,4 persen dan saham General Motors merosot 2,9 persen akibat mengalami penurunan penjualan unit kendaraan pada April lalu. Indeks sektor energi turun 0,5 persen seiring turunnya harga minyak dunia.

Secara keseluruhan, laba perusahaan-perusahaan yang terdaftar di S&P 500 diperkirakan telah meningkat 13,9 persen pada kuartal pertama 2017. Peningkatan tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2011.

Di lantai bursa New York, saham Advanced Micro Devices (AMD) memimpin top losers di S&P 500 dengan anjlok 24,4 persen setelah perusahaan produsen microchip tersebut diperkirakan akan mengalami penurunan keuntungan yang signifikan pada kuartal kedua 2017. Saham Archer Daniels Midland merosot 8,9 persen dan saham CVS Health melemah 3,6 persen setelah merilis laporan kuartalan yang mengecewakan para investor.

Saham Coach meningkat 11,4 persen, memimpin top gainers di S&P 500, setelah perusahaan produsen tas tangan tersebut memangkas diskon di AS dan menjual lebih banyak tas tangan yang berharga mahal.