Wall Street Berakhir Melemah Setelah Sempat Reli Dipicu Positifnya Data Ketenagakerjaan AS
Pasardana.id - Wall Street melemah pada Rabu (5/4/2017) setelah catatan hasil pertemuan Federal Reserve mensinyalkan berbagai langkah yang akan ditempuh bank sentral Amerika Serikat tersebut selanjutnya tahun ini. Pelemahan yang terjadi menghilangkan reli yang sempat terjadi berkat positifnya data ketenagakerjaan AS.
Dalam hari perdagangan dengan volume tinggi, indeks Dow Jones Industrial Average di Bursa Efek New York, AS, turun 41,09 poin, atau sekitar 0,2 persen, menjadi 20.648,15. Indeks S&P 500 melemah 7,21 poin, atau sekitar 0,31 persen, menjadi 2.352,95. Indeks komposit Nasdaq merosot 34,13 poin, atau sekitar 0,58 persen, menjadi 5.864,48.
Indeks Dow mencatatkan perubahan dengan margin terbesar dalam 14 bulan terakhir. Setelah sempat mencapai gain lebih dari 198 poin, angka indeks pada akhirnya turun sekitar 50 poin.
Catatan pertemuan The Fed menunjukkan bank sentral AS tersebut mulai mempertimbangkan memulai langkah pemangkasan neraca keuangan US$4,5 triliun tahun ini selama kondisi perekonomian masih positif.
Catatan tersebut juga memperlihatkan kekhawatiran akan harga ekutias yang jauh lebih tinggi dari standar valuasi penghitungan. “Ada kekhawatiran akan kemungkinan pasar saham masuk dalam kondisi speculative bubble, kekhawatiran normalisasi neraca keuangan menghambat pertumbuhan, dan kekhawatiran peningkatan suku bunga yang terjadi lebih banyak dari ekspektasi,†kata Janna Sampson, CIO OakBrook Investments LLC di Lisle, Illinois, seperti dikutip Reuters.
Setelah kegagalan dimajukannya RUU Kesehatan, para investor berharap nasib serupa tak dialami kebijakan reformasi pajak yang akan diajukan Presiden AS Donald Trump. Namun Ketua Hous of Representatives (Dewan Perwakilan Rakyat) AS Paul Ryan menyebutkan pada Rabu bahwa reformasi pajak akan membutuhkan waktu untuk tercapai.
“Kombinasi antara catatan hasil pertemuan The Fed yang bersifat hawkish, kekecewaan akan laju reformasi pajak, dan naiknya harga minyak dunia menyebabkan reli yang sempat dialami Wall Street berbalik menjadi penurunan,†ungkap Randy Frederick, wakil presiden perdagangan dan derivatifuntuk Charles Schwab di Austin, Texas.
Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir dengan penurunan, dengan sektor finansial menagalami penurunan tercuram. Hanya sektor utilitas dan properti yang bersifat defensif yang berakhir dengan penguatan pada Rabu.
S&P 500 sempat meningkat 0,8 persen dan Nasdaq mencapai rekor tertinggi baru setelah data ketenagakerjaan AS menunjukkan angka yang jauh lebih tinggi dari ekspektasi. Data menunjukkan jumlah tenaga kerja di sektor swasta AS meningkat 263.000 pekerja pada Maret 2017, tertinggi sejak Desember 2014 dan jauh melebihi ekspektasi 187.000 pekerja.

