Serap Dana Repatriasi, Pemerintah Diminta Terbitan Surat Utang Dollar AS
Pasardana.id - Realisasi dana repatriasi hasil program pengampunan pajak telah mencapai Rp112,5 triliun dari Rp141 triliun komitmen pelaku repatriasi.
Sebagian besar atau Rp74,8 triliun dana repatriasi saat ini ditempatkan pada sistem perbankan nasional dalam bentuk dollar Amerika Serikat.
Penempatan dana tersebut diperbankan dinilai tidak efisien bagi perbankan dan tidak atraktif bagi pelaku repatriasi. Untuk itu, dibutuhkan instrumen keuangan yang lebih menarik bagi pelaku repatriasi. Salah satunya dengan penerbitan Surat Utang Negera (SUN) dalam bentuk dollar AS.
Kepala Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih mengatakan, bahwa penempatan dana repatriasi pada 21 bank penampung masih dalam bentuk dollar AS. Jika ditempatkan dalam bentuk simpanan perbankan selama 3 tahun maka nilai imbal hasilnya tidak aktraktif.
"Kalau hanya ditempatkan diperbankan bunganya sangat kecil," kata dia, di sela-sela kegiatan investor gathering Indonesia Eximbank, di Jakarta, Selasa (7/2/2017).
Untuk itu, Lana mengusulkan kepada Pemerintah untuk menerbitkan surat utang dalam bentuk dollar AS di dalam negeri, sehingga akan menyerap dana repatriasi tersebut.
Dengan cara itu, jelas Lana, maka dapat mengurangi ketergantungan utang dalam mata uang asing terutama dollar AS.
"Sekarang Pemerintah mengeluarkan US Bond di luar negeri yang biayanya lebih mahal. Padahal saat ini ada dana besar dalam bentuk dollar AS di sistem perbankan nasional," terang dia.
Jika hal itu dilakukan, lanjut Lana, maka dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk membayar utang dan selanjutnya ditukarkan ke dalam bentuk mata uang rupiah di Bank Indonesia.
"Cara ini juga dapat membantu cadangan devisa dan Pemerintah dapat rupiah untuk pembangunan," terang dia.
Lebih jauh dia menjelaskan, walaupun sudah masuk ke sistem perbankan nasional tapi dana repatriasi tersebut belum dapat dihitung sebagai cadangan devisa. Di sisi lain, perbankan juga dapat memanfaatkan dana tersebut dengan baik.
"Saat ini permintaan kredit valas (valuta asing) juga rendah, jadi dari pada nganggur lebih baik di manfaatkan," jelas dia.
Sementara untuk potensi serapannya, Lana mengandaikan, 50% dari total dana repatriasi diperbankan itu dapat ditempatkan di surat utang dollar AS tersebut.
"50% saja sudah cukup bagus," kata dia.

