Butuh Dana USD300 Juta, KRAS Pertimbangkan Untuk Terbitkan Obligasi Atau Rigth Issue

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) pada tahun 2018 membutuhkan USD300 juta untuk belanja modal. Untuk itu, perusahaan produsen baja pelat merah itu tengah mengkaji dua pilihan sumber dana yakni penerbitan surat utang (obligasi) atau melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue.

Direktur Utama KRAS, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi mengatakan, sumber dana belanja modal itu berasal dari PMN (Penyertaan Modal Negara) melalui APBN-P 2018 dan penerbitan obligasi serta pinjaman perbankan.

“Jadi kami masih kaji apa mau right issue atau terbitkan surat utang," kata Roes, di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/11/2017).

Ia menjelaskan, KRAS membutuhkan peningkatan kapasitas produksi dari kapasitas saat ini yang sebesar 2,4 juta lembar canai panas atau HRC (Hot Rolled Coil). Sehingga perlu dibangun pabrik pengolahan baru yang membutuhkan dana besar.

“Sumber dananya bisa dari kas, investor baru atau right issue," kata dia.

Ia merinci, belanja modal tahun 2018 akan digunakan untuk melanjutkan proyek hot strip mill (HSM) 2, blast furnace (pengolahan bijih besi), investasi pembangkit listrik berkapasitas 1x150 megawatt (MW) senilai Rp2 triliun hingga Rp3 triliun dan control mill II senilai USD 450 juta yang investasinya dimulai tahun depan dan diharapkan rampung dalam tiga tahun.

Sebelumnya, pada tahap awal, pabrik HSM II akan memproduksi HRC sebanyak 1,5 juta ton dan akan dikembangkan menjadi 3 juta ton pada 2021.