ANALIS MARKET (06/10) : IHSG Bergerak Cenderung Menurun Hari Ini, Dipicu Potensi Profit Taking Investor Atas Saham Penggerak Pasar
Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas memperkirakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak cenderung menurun hari ini, dipicu potensi profit taking investor atas saham penggerak pasar.
Selain itu, beberapa factor lain yang mendasari prediksi tersebut, antara lain; Dow Jones membukukan level tertinggi baru, naik hampir 20 poin ditutup pada level 22,661.6.
Adapun Bursa regional diperdagangkan sedikit naik ditengah suasana libur mid autumn festival. Sebelumnya, IHSG naik membukukan level tertinggi baru namun formasi candlestick membentuk pola shooting star dengan gap naik, membuat IHSG rentan mengalami koreksi hari ini.
“Menyikapi beberapa faktor tersebut, kami memperkirakan IHSG bergerak cenderung menurun hari ini," sebut analis Kiwoom Sekuritas, yang dilansir dari laman resminya, Jumat (06/10/2017).
Lebih lanjut, riset juga menyebutkan beberapa aksi korporasi dari para emiten juga perlu dicermati pelaku pasar diperdagangan hari ini, antara lain;
CMPP - Rencana rights issue
PT Rimau Multi Putra Pratama berencana menerbitkan saham baru melalui rights issue dan akan meminta persetujuan pemegang saham RUPSLB yang diselenggarakan pada hari ini tanggal 6 Oktober 2017. CMPP akan merilis maksimal 13.65 miliar saham baru (98.75% dari modal ditempatkan dan disetor) sehingga CMPP akan meraih dana senilai Rp 3.41 Triliun.
Dalam keterbukaan informasi, PT Rimau Multi Investama (RMI), selaku pengendali CMPP mengungkapkan tidak akan melaksanakan dan tak mengalihkan hak nya. Adapun PT Fersindo Nusaperkasa (FN) dan Air Asia Investment Ltd (AIL) akan bertindak sebagai pembeli siaga.
Sekitar 76% dana hasil rights issue digunakan untuk mengambilalih sekuritas perpetual PT Indonesia Air Asia (IAA), operator maskapai penerbangan Air Asia senilai Rp 26 Triliun sedangkan sisanya 24% untuk modal kerja.
DGIK - Target pendapatan
PT Nusa Konstruksi Enjiniring (DGIK) optimis dapat mencapai target pendapatan sebesar Rp 2 Triliun tahun ini, meski per September 2017 perseroan baru membukukan pendapatan senilai Rp 1.2 Triliun.
Untuk mencapai target tersebut perseroan tidak akan membatasi diri pada proyek proyek infrastruktur atau bahkan non-infrastruktur. Sebaliknya, perseroan akan berupaya meraih kesempatan bisnis yang ada, baik dari segmen pemerintah maupun perusahaan swasta. Selain kontrak baru 2017, perseroan juga masih memiliki kontrak carry over tahun 2016 senilai Rp 3.16 Triliun.
INVS - Meminta pembatalan force delisting
PT Inovisi Infracom (INVS) meminta Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk membatalkan penghapusan secara paksa (force delisting) saham perseroan. Dikarenakan sejumlah rencana strategis sedang dipersiapkan perseroan untuk menopang kegiatan bisnis perseroan ke depan.
Perseroan sudah menyerahkan laporan keuangan tahun 2014 kepada BEI dan selanjutnya perseroan akan mengirimkan hasil laporan keuangan tahun 2015 dan 2016. Adapun, penyerahan laporan keuangan tersebut sempat tertunda akibat INVS memutuskan untuk mengganti jajaran manajemen pada 7 Maret 2017.
KIOS - Akuisisi Narindo Solusi Komunikasi
PT Kioson Komersial Indonesia (KIOS) akan menggunakan 78.95% dari dana hasil IPO atau senilai Rp 35.53 Miliar dari total dana yang diraih dari IPO senilai Rp 45 Miliar untuk akuisisi 99% saham PT Narindo Solusi Komunikasi.
Akuisisi Narindo diperkirakan selesai pada minggu depan dan akan dikonsolidasikan di akhir tahun 2017. KIOS memilih akuisisi Narindo karena dapat memperkuat bottom line perusahaan.
Narindo merupakan perusahaan menggarap bisnis agregator e-voucher. Akuisisi ini melengkapi bisnis KIOS dari hulu hingga hilir. Selain akuisisi, KIOS juga fokus melakukan penetrasi jumlah mitra dan menargetkan penambahan jumlah mitra sebesar 30,000 hingga akhir tahun.
KIOS menargetkan peningkatan jumlah mitra 400% jika dibandingkan dengan tahun lalu.

