Wall Street Menguat Meski Kekhawatiran Peningkatan Suku Bunga Mulai Mencuat

foto: istimewa

Pasardana.id - Wall Street menguat pada Rabu (4/1/2017) meski catatan hasil pertemuan Federal Reserve bulan Desember 2016 mencuatkan kekhawatiran bahwa percepatan pertumbuhan ekonomi dalam pemerintahan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump membuat peningkatan suku bunga The Fed makin cepat diperlukan untuk menepis inflasi.

Indeks Dow Jones Industrial Average di Bursa Efek New York, AS, meningkat 0,3 persen menjadi 19.942,16. Indeks S&P 500 naik 0,57 persen menjadi 2.270,75. Indeks komposit Nasdaq menguat 0,88 persen menjadi 5.477,01.

Saham-saham di Wall Street terus reli dalam dua bulan terakhir dengan ekspektasi Trump akan menstimulasikan perekonomian Negeri Paman Sam melalui pengurangan pajak, peningkatan belanja infrastruktur, maupun pengaturan kembali regulasi di industri finansial. Sejak Trump memenangi pemilihan pada 8 November, indeks S&P 500 telah meningkat 6 persen dan Dow Jones reli 9 persen.

Namun kini para investor memiliki kekahawatiran bahwa kebijakan Trump tersebut dapat memicu inflasi dan membuat bank sentral AS lebih agresif dalam meningkatkan suku bunga.

"Sangat jelas bahwa para anggota komite memperhatikan dengan seksama perubahan fiskal yang diinginkan, baik pengurangan pajak maupun peningkatan belanja infrastruktur. Sebuah konfirmasi dari apa yang telah diperkirakan," kata Chris Zaccarelli, CIO Cornerstone Financial Partners seperti dikutip Reuters.

Tingkat suku bunga yang sangat rendah membuat reli sekitar 200 persen indeks S&P 500 sejak krisis finansial 2008. Para investor tentu mengkhawatirkan peningkatan suku bunga The Fed akan menghalangi terjadinya reli lebih lanjut.

Dalam perdagangan di lantai bursa New York pada Rabu, indeks material naik 1,39 persen, sesi terbaik dalam sebulan terakhir. Indeks sektor diskresioner konsumen S&P 500 meningkat 1,33 persen, berkat gain perusahaan produsen mobil. Saham General Motors dan Ford naik lebih dari 4 persen setelah mencatatkan peningkatan penjualan pada Desember.

Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 naik, dengan hanya sektor energi dan telekomunikasi berakhir di teritori negative.

Saham Macy's anjlok 8,3 persen setelah memperkirakan penurunan penjualan tas tangan dan jam tangan. Penurunan yang terjadi berpengaruh terhadap merosotnya saham Nordstrom sebesar 6 persen dan saham JC Penney 4,4 persen.

Saham Gilead Sciences menguat 2,99 persen setelah perusahaan bio farmasi tersebut menunjuk kepala onkologi yang baru. Saham Comcast naik 1,19 persen setelah Macquarie meningkatkan target harga.