DJIA dan S&P 500 Melemah, Nasdaq Kembali Torehkan Rekor Penutupan
Pasardana.id - Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan S&P 500 di Bursa Efek New York, Amerika Serikat, melemah pada Senin (9/1/2017) akibat anjloknya harga minyak dunia sebesar 4 persen.
Seperti diwartakan Reuters, indeks DJIA turun 76,42 poin, atau sekitar 0,38 persen, menjadi 19.887,38. Indeks S&P 500 melorot 8,08 poin, atau sekitar 0,35 persen, menjadi 2.268,9.
Sebaliknya indeks komposit Nasdaq menguat 10,76 poin, atau sekitar 0,19 persen, menjadi 5.531,82, berkat penguatan saham sektor kesehatan. Angka penutupan mencapai rekor tertinggi baru.
Anjloknya harga minyak dunia akibat peningkatan ekspor Irak membuat saham sektor energi S&P 500 merosot 1,5 persen. Selain sektor energi, tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 lainnya juga melemah pada Senin.
Sektor finansial S&P 500 turun 0,8 persen, dipicu pelemahan saham perbankan, setelah sempat naik sekitar 18 persen setelah Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat yang baru pada November lalu. Secara keseluruhan, indeks S&P 500 meningkat lebih dari 6 persen sejak Trump terpilih.
Sedangkan sektor kesehatan merupakan salah satu dari 11 sektor utama S&P 500 yang meningkat, dengan saham Merck & Co naik 1,38 persen dan Vertex Pharmaceuticals meningkat 4,4 persen.
Sementara itu dua pertiga dari 30 komponen DJIA turun, membuat angka indeks kembali gagal mencapai level 20.000. Saham Goldman Sachs turun 0,8 persen, saham IBM melorot 0,9 persen, dan saham Exxon Mobil merosot 1,7 persen.
Di sisi lain Nasdaq meneruskan torehan bullish setelah penguatan sektor kesehatan mendongkrak angka indeks. Penguatan terutama dipicu meroketnya saham Ariad Pharmaceuticals sebesar 72,9 persen usai mencapai kesepakatan untuk diakuisisi perusahaan farmasi terbesar di Jepang, Takeda Pharmaceutical Company, dengan dana US$5,20 miliar.
Saham Incyte yang melesat naik 9,4 persen setelah mengumumkan perkembangan yang dicapai dalam program penciptaan obat kanker bersama Merck juga mendukung penguatan indeks Nasdaq.

