Ini Yang Dilakukan Pemerintah Jika Defisit APBN Makin Melebar
Pasardana.id - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan realisasi defisit anggaran negara pada akhir tahun 2016 akan berada dikisaran 2,5-2,7 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
Prediksi itu melebar dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016 sebesar 2,35 persen dari PDB atau Rp296,7 triliun
Hitung-hitungan pemerintah, pelebaran defisit APBNP menjadi 2,5 persen akan menambah pembiayaan sebesar Rp17 triliun. Namun, apabila defisit anggaran pemerintah pusat melebarnya menjadi 2,7 persen, maka kebutuhan pembiayaan naik menjadi Rp37 triliun hingga Rp39 triliun.
Sampai saat ini, pemerintah belum memutuskan instrumen yang digunakan untuk menutup pelebaran defisit tersebut.
Kendati demikian, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Suahasil Nazara memperkirakan, pemerintah akan mengkombinasikan skema penambahan utang negara melalui penerbitan surat berharga negara (SBN), dan penambahan pinjaman.
"Saya rasa, (pembiayaan) akan digabungkan antara penerbitan yang lelang (SBN) rutin, juga dengan melihat pinjaman. Kami mesti melihat pinjaman mana yang masih terbuka untuk upsize," jelasnya di Jakarta, baru-baru ini.
Adapun Direktorat Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) rencananya bakal menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp44 triliun tahun ini.
Hal tersebut dilakukan jika defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016 melebar dari 2,35 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) menjadi 2,7 persen dari PDB.
Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, mengungkapkan, jika defisit akhir tahun berada di level 2,5 persen terhadap PDB, pemerintah bakal menambah penerbitan SBN gross dalam denominasi rupiah sekitar Rp17 triliun dari Rp611,4 triliun menjadi Rp628,4 triliun.
Sementara, jika defisit kembali melebar menjadi 2,7 persen dari PDB maka pemerintah harus menambah lagi penerbitan SBN sebesar Rp27 triliun menjadi sekitar Rp665,4 triliun.
Ditambahkan, selain melalui lelang SBN reguler, Pemerintah bakal menampung jika ada permintaan penawaran terbatas (private placement) untuk membiayai defisit anggaran negara.
Sebagai informasi, per hari ini, realisasi penerbitan SBN gross telah mencapai Rp571,6 triliun dari target dalam APBNP 2016, Rp611,4 triliun. Sementara, realisasi SBN netto tecatat sebesar Rp374,5 triliun lebih tinggi dari target Rp364,8 triliun.

