ANALIS : Peningkatan GDP Ditopang Oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit
Pasardana.id - Pada Kuartal II-2016 GDP (gross domestic product) Indonesia tercatat sebesar 4.02% QoQ lebih tinggi dari konsensus yang sebesar 3.79% QoQ dan lebih tinggi dari kuartal I yang tercatat sebesar -0.36%.
Sedangkan secara tahunan GDP Indonesia tercatat tumbuh 5.18%YoY lebih tinggi dari konsensus yang sebesar 5.0% YoY dan lebih tinggi dari Kuartal I yang tercatat tumbuh 4.92% YoY.
Secara kuartalan, peningkatan Kuartal II-2016 merupakan peningkatan tertinggi sejak tahun 2013 dan secara tahunan merupakan peningkatan tertinggi sejak tahun 2014.
Menurut Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan, peningkatan GDP ditopang oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga yang tumbuh 6,72 %.
Hal ini, jelas Putu, mengindikasikan bahwa kebijakan pemerintah dari segi ekonomi mampu menopang belanja konsumsi masyarakat. Adapun kebijakan yang telah di terbitkan oleh pemerintah adalah penurunan harga BBM, penurunan tingkat suku bunga Bank Indonesia dan peningkatan PTKP (Penghasilan tidak kena pajak).
"Apabila pemerintah terus menjaga struktur ekonomi seperti saat ini, maka diperkirakan sampai Akhir tahun 2016, GDP Indonesia akan mencapai pada kisaran 5.1% - 5.13%," terang Putu kepada Pasardana.id, di Jakarta, Jumat (5/8/2016).
Ditambahkan, keputusan pemerintah untuk memangkas kembali belanja pemerintah sebesar Rp 133,8 triliun untuk anggaran yang tidak produktif, berdampak kecil pada pertumbuhan GDP Indonesia.
Pasalnya, porsi GDP masih didominasi oleh sektor konsumsi rumah tangga, dengan porsi rata-rata sejak tahun 1993 -2015 adalah sebesar 61.05%, sedangkan sektor pemerintah hanya sebesar 8.02% pada porsi GDP, dan pada Kuartal II 2016, seperti yang dirilis BPS, sektor konsumsi mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 6.72%.
"Secara historical, pertumbuhan GDP telah mengalami pembalikan arah dan berada diatas rata-rata pertumbuhan GDP sejak tahun 1994 pada level 4.57%," tutur Putu.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, peningkatan konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia pada triwulan II-2016 yang tumbuh hingga 5,18 persen (yoy).
"Pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat terutama pada kelompok hotel dan restoran, transportasi dan komunikasi serta perumahan dan perlengkapan rumah tangga," tandas Suryamin dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (5/8/2016).

