Imbal Hasil SUN Mengalami Kenaikan

foto : istimewa

Pasardana.id ââÅ¡¬“ Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu (3 Agustus 2016) kemarin mengalami kenaikan ditengah aksi ambil untung oleh investor setelah harga Surat Utang Negara mengalami kenaikan yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir.

Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 6 bps dimana rata - rata mengalami kenaikan sebesar 3 bps yang terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara.

Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh perubahan harga yang berkisar antara 2 - 15 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 2 - 4 bps dengan didorong oleh penurunan harga yang berkisar antara 10 - 17 bps dan imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor panjang  (di atas 7 tahun) yang mengalami perubahan berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 10 - 65 bps.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin cenderung mengalami penurunan didorong oleh aksi ambil untung (profit taking) oleh investor setelah harga Surat Utang Negara mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir,ââÅ¡¬ jelas analis fixed income PT MNC Securities, I Made Adi Saputra dalam riset hariannya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Kamis (4/8/2016).

Dijelaskan, menjelang pengumuman data pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2016, pelaku pasar memilih untuk merealisasikan keuntungan dengan melakukan penjualan Surat Utang Negara di pasar sekunder.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Beberapa seri Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan harga yang cukup besar dalam beberapa hari terakhir, pada perdagangan kemarin terlihat mengalami penurunan seperti seri FR0058, FR0068 dan seri FR0045,ââÅ¡¬ jelasnya.

Secara keseluruhan, lanjut dia, koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin juga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan, dimana untuk tenor 5 tahun dan 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 6,65% dan 7,29% sementara itu untuk tenor 10 tahun dan 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 5 bps di level 6,85% dan 7,2%.

Kenaikan imbal hasil juga masih terjadi pada Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika yang terimbas oleh pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami kenaikan sebesar 1 bps pada level 2,36%. Sedangkan imbal hasil dari INDO-26 dan INDO-46 ,masing - masing mengalami kenaikan sebesar 4 bps dan 5 bps di level 3,34% dan 4,45% setelah mengalami koreksi harga sebesar 40 bps dan 135 bps.

Adapun volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami penurunan dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya, yaitu senilai Rp8,73 triliun dari 43 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untk seri acuan, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp4,42 triliun.

Obligasi Negara seri FR0056 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,64 triliun dari 67 transaksi. Sementara itu Obligasi Negara seri FR0072 masih menjadi Surat Utang Negara yang paling sering diperdagangkan, yaitu sebanyak 138 kali transaksi dengan volume perdagangan senilai Rp1,20 triliun.

Adapun Project Based Sukuk seri PBS012 menjadi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp156,64 miliar dari 15 kali transaksi.

Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp654,20 miliar dari 25 seri seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Waskita Karya Tahap I Tahun 2016 (WSKT02CN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp82 miliar dari 5 kali transaksi dengan harga rata - rata pada level 100,18% dengan tingkat imbal hasil sebesar 9,17%.

Adapun nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin kembali ditutup dengan pelemahan, sebesar 31,00 pts (0,24%) pada level 13121,00  per dollar Amerika. Bergerak pada kisaran 13085,00 hingga 13155,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah mengalami pelemahan sejak awal perdagangan seiring dengan pelemahan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika.

Hampir keseluruhan mata uang regional mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin, dengan pelemahan terbesar didapati pada mata uang Ringgit Malaysia (MYR) dan diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW).