Ekonomi Semester I-2016 Diperkirakan Mencapai 5,0 Persen
Pasardana.id - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/7/2016) kemarin, menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi sampai dengan 30 Juni 2016 atau semester I-2016, diperkirakan mencapai 5,0 persen.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan semester I-2015 yang mencapai 4,7 persen dan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2015 yang mencapai 4,8 persen.
Pertumbuhan ekonomi pada semester I-2016 ini, terutama didukung oleh kinerja pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang cukup baik seiring dengan pembangunan infrastruktur yang telah berjalan, serta konsumsi rumah tangga dan Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) juga tumbuh relatif stabil.
Sementara itu, tingkat inflasi Juni 2016 tercatat sebesar 0,66 persen (month to month) atau 1,06 persen (year to date) atau 3,45 persen (year on year). Laju inflasi ini disebabkan kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, seperti kelompok bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau serta sandang.
Adapun, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika (USD) pada tanggal 30 Juni 2016 sebesar Rp13.298 per USD. Sementara, rata-rata nilai tukar rupiah dari Januari 2016 hingga akhir Juni 2016 mencapai Rp13.420 per USD, lebih rendah dibandingkan asumsi dalam APBNP 2016 yaitu sebesar Rp13.500 per USD.
Sedangkan untuk harga rata-rata minyak mentah Indonesia pada Juni 2016 mencapai USD44,5 per barel. Sementara untuk rata-rata harga minyak mentah Indonesia pada semester I-2016 mencapai USD36,2 per barel, lebih rendah dibandingkan dengan asumsi dalam APBNP 2016 sebesar USD40 per barel.
Selanjutnya, realisasi lifting minyak pada Mei 2016 mencapai 824,27 ribu barel per hari (bph), lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 794,33 ribu bph. Adapun rata-rata capaian lifting minyak sepanjang Desember 2015 hingga Mei 2016 mencapai sebesar 816,73 ribu bph.
Di sisi lain, realisasi lifting gas Mei 2016 mencapai 1.076,23 ribu barel setara minyak per hari (bsmph), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 1.218,45 ribu bsmph, sehingga capaian lifting gas sepanjang Desember 2015 hingga Mei 2016 sebesar 1.201,21 ribu bsmph.
Sementara itu, Bank Indonesia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi domestik pada triwulan II 2016 akan membaik walaupun masih terbatas. Konsumsi rumah tangga membaik, tercermin dari penjualan eceran yang tumbuh positif menjelang Hari Raya Idul Fitri dan penjualan mobil yang meningkat.
Sementara itu, pertumbuhan investasi, khususnya nonbangunan, belum menunjukkan perbaikan yang signifikan di tengah tingginya belanja modal dan barang pemerintah. Dari sisi eksternal, ekspor diperkirakan masih lemah, meskipun beberapa komoditas mulai mengalami peningkatan.
Tirta Segara, Kepala Departemen Komunikasi menyebutkan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan-triwulan mendatang diperkirakan akan terus membaik. Hal ini didukung oleh pelonggaran moneter dan makroprudensial, serta penguatan stimulus fiskal yang sejalan dengan implementasi UU Pengampunan Pajak, serta tetap tingginya belanja pemerintah.
"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan 2016 diperkirakan berada pada kisaran 5,0-5,4% (yoy)," tandas Tirta, di Jakarta, kemarin.

