Analis Efek Khawatirkan Holding PGN-Pertamina

foto : istimewa

Pasardana.id - Rencana pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Energi dikhawatirkan sebagian orang mengganggu pengembangan bisnis Perusahaan Gas Negara (PGN).

Hal yang dimaksud berupa pengembangan infrastruktur gas bumi di Indonesia yang dilakukan PGN harus memperoleh persetujuan dari Pertamina.

"Proses pengambilan keputusannya jadi lebih lama," kata Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan di Jakarta, kemarin.

Penyatuan PGN dengan Pertamina juga tidak saling melengkapi lantaran saat bisnis minyak tumbuh, tapi ini terjadi sebaliknya pada bisnis gas.

Apalagi jaminan kebendaan (clean basis) harus diberikan PGN untuk pembangunan infrastruktur akibat bergabung dengan Pertamina. Selama ini tidak diperlukan bagi PGN.

Begitu pula dengan kinerja Pertamina, yang tidak sebagus PGN. Hal ini terlihat dari laba bersih yang diperoleh US$1,42 miliar pada 2015 atau 3,4% dari pendapatan usahanya yang mencapai US$41,76 miliar.

Angka ini lebih kecil dibandingkan PGN yang meraih US$401,2 juta pada tahun yang sama atau 13% dari pendapatan usaha yang mendapat US$3,07 miliar.