Wall Street dan Dolar AS Melemah, Investor Terdorong Komentar Yellen
Pasardana.id - Saham-saham yang ditransaksikan di Wall Street melemah pada Rabu (22/6/2016), juga nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama lainnya, setelah pimpinan The Fed Janet Yellen mengeluarkan pernyataan sebelum terjadinya referendum di Inggris pada Kamis (23/6/2016).
Seperti dilansir Xinhua, indeks Dow Jones Industrial Average turun 48,90 poin, atau sekitar 0,27 persen, menjadi 17.780,83. Indeks S&P 500 turun 3,45 poin, atau sekitar 0,17 persen, menjadi 2.085,45. Indeks komposit Nasdaq turun 10,44 poin, atau sekitar 0,22 persen, menjadi 4.833,32.
Indeks dolar AS turun 0,27 persen menjadi 93,759. Nilai tukar euro terhadap dolar AS naik menjadi 1,1302 dari sebelumnya 1,1259. Kurs pound sterling terhadap dolar AS naik menjadi 1,4681 dari sebelumnya 1,4677. Nilai tukar dolar Australia terhadap dolar AS naik menjadi 0,7493 dari sebelumnya 0,7470.
Kurs dolar AS terhadap yen Jepang turun menjadi 104,43 per dolar AS, dari sebelumnya 104,76 per dolar AS. Nilai tukar dolar AS terhadap franc Swiss turun menjadi 0,9587 per dolar AS dari sebelumnya 0,9613 per dolar AS. Kurs dolar AS terhadap dolar Kanada naik menjadi 1,2845 per dolar AS dari sebelumnya 1,294 per dolar AS.
Yellen di hadapan House Financial Services Committee menyebutkan bahwa pasar tenaga kerja berada dalam kondisi yang sehat dan terus menguat, terutama dalam hal pertumbuhan gaji. Ia juga menyebut bisnis-bisnis kecil bisa mengakses pinjaman, dan akses terhadap pinjaman tumbuh dengan laju yang baik.
Sebelumnya pada Selasa (21/6/2016), Yellen menyebutkan di hadapan Senate Banking Committee tentang keinginan bank sentral AS untuk menaikkan tingkat suku bunga, yang dilakukan dengan hati-hati mengingat kondisi perekonomian AS yang penuh ketidakpastian.
Data ekonomi yang dirilis pada Rabu positif, sesuai dengan pernyataan Yellen. Penjualan rumah yang telah tersedia di AS mengalami kenaikan pada Mei dengan laju tertinggi dalam satu dekade terakhir menurut National Association of Realtors.
Jumlah total penjualan rumah yang telah tersedia naik 1,8 persen, dari jumlah 5,43 juta telah direvisi pada April menjadi laju tahunan disesuaikan musiman 5,53 juta pada Mei, tingkat tertinggi sejak 2007.
Para investor kini menanti hasil referendum di Inggris pada Kamis (23/6/2016), yang akan menentukan apakah Inggris bertahan sebagai anggota Uni Eropa atau tidak.

