Penjualan Ritel Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Cina Tertahan
Pasardana.id - Angka angkatan kerja baru di China mengalami penurunan di bulan Mei 2016, di sisi lain penjualan retail menunjukkan perlambatan pertumbuhan dibandingkan April lalu. Hal ini dikhawatirkan akan makin memperlambat perekonomian terbesar kedua di dunia ini.
Tim riset RBC Capital Markets menyatakan, angka kegiatan bulanan terbaru China yang baru saja dirilis menambah kekhawatiran mengenai proses keseimbangan baru perekonomian China.
Tercatat, pertumbuhan penjualan ritel China sejak awal tahun melambat dan produksi industri meningkat, walaupun hanya sedikit.
"Survei tenaga kerja kuartalan meyakinkan kami akan hal ini. Outlook tenaga kerja turun dari 5% ke 2% untuk kuartal akan datang (Q3), level terendah. Pelemahan data hampir di semua sektor, kecuali sektor pertambangan yang mencatat hasil positif," demikian pernyataan RBC, yang dikutip dari fxstreet.com, Selasa (14/6/2016).
Penjualan ritel barang konsumsi China tumbuh pada Mei 2016 lalu, sebesar 10% dibanding Mei 2015. Namun, jika dibandingkan dengan pertumbuhan 10,1% selama April, mengalami perlambatan.
Sedangkan dalam lima bulan pertama (year to date), penjualan ritel naik 10,2 % dibanding lima bulan pertama tahun lalu. Demikian data dari Biro Statistik Nasional.
Konsumen di perkotaan menyumbang bagian terbesar dari peningkatan, meskipun belanja konsumen pedesaan naik lebih cepat daripada rekan-rekan perkotaan mereka.
Sementara itu, penjualan online dalam lima bulan pertama naik 27,7 % secara year on year.
Penjualan ritel telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi China, di mana terjadi pergeseran dari perekonomian negara berorientasi ekspor menjadi masyarakat konsumen.

