China 'Biang Kerok' Peralatan Palsu Pembangkit Listrik

Pasardana.id - Penggunaan teknologi pemeliharaan untuk proyek listrik 35.000 megawatt (MW) dari China harus dilakukan secara hati-hati. Karena, produk yang dipakai dikhawatirkan tidak sesuai pemesanan.
"Pengalaman proyek listrik 7.919 MW teknologi dari China mengalami masalah," kata Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli di Jakarta, kemarin.
Pemakaian produk tidak sesuai pesanan berakibat kapasitas listrik terpasang hanya sebesar 70%-80%. Hal itu terjadi akibat pemakaian produk kualitas dua atau kualitas tiga.
"Orang kita gak teliti spesifikasinya," ujarnya.
Rizal berharap, harga produk tidak dipertimbangkan sepenuhnya. Namun, kualitas ini perlu diperhatikan.
"Saya sarankan kepada PLN supaya proses tender jangan ke perusahaan China tapi kita sewa aja perusahaan Jerman atau Swiss," jelasnya.
Nicke Widyawati, Direktur Perencanaan PT PLN (Persero) mengaku, suatu pelajaran telah diambil dari pengerjaan pembangkit listrik Fast Tracking Project (FTP) pada 2005-2015 oleh kontraktor dari China. Kini pembangkit listrik proyek 35.000 MW diserahkan pengerjaan kepada kontraktor asal Jepang.
"Sebanyak 41,9% proyek pembangkit PLN digarap oleh kontraktor Jepang, hanya 26% saja menggunakan kontraktor dari China," ucapnya.
Dominasi China dalam proyek-proyek PLN telah berakhir lantaran penilaian utama dalam lelang bukan harga. Kualitas mesin pembangkit dan kemampuan teknis kontraktor juga menjadi pertimbangan utama.
"Jepang lebih banyak unggul," pungkasnya.