Imbal Hasil Obligasi Alami Kenaikan
Pasardana.id - Pada perdagangan Senin kemarin harga surat utang negara masih tertekan. Perubahan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan, meskipun tidak sebesar seri-seri lainnya.
Imbal hasil seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 1,7 bps masing - masing pada level 7,39% dan 7,88%. Adapun imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 20 tahun relatif tidak banyak mengalami perubahan masing - masing pada level 7,67% dan 7,86%.
Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang asing, imbal hasil Surat Utang Negara bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan untuk Surat Utang Negara dengan tenor pendek. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup naik sebesar 1,4 bps pada level 2,74%. Sedangkan imbal hasil dari INDO-26 dan INDO-46 ralatif tidak mengalami perubahan pada masing - masing pada level 3,93% dan 5,11%.
"Kami menyarankan kepada investor untuk melakukan akumulasi secara bertahap pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang apabila kembali terjadi koreksi harga (BUY on Weakness)," jelas analis MNC Securities, I Made Adi Saputra dalam risetnya, Selasa (3/5/2016).
Adapun bagi investor yang ingin menempatkan dananya pada instrumen syariah, dapat mengikuti lelang penjualan SBSN yang dilaksanakan oleh pemerintah pada hari ini. Adanya koreksi harga Surat Utang Negara turut mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil dari SBSN yang ditawarkan oleh pemerintah.Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara yang masih berada pada tren penurunan akan berpeluang mendorong terjadinya penurunan harga dalam jangka pendek.
"Dengan adanya koreksi harga akan menjadikan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara cukup menarik untuk kembali dilakukan akumulasi,"paparnya. Adanya koreksi harga Surat Utang Negara pada tenor panjang mejadikan Surat Utang Negara dengan tenor pendek secara relatif menjadi lebih mahal dibandingkan dengan tenor panjang.
Koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin kami perkirakan masih dipengaruhi oleh antisipasi investor menjelang rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal I 2016 yang akan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik pada awal pekan depan.
Selain itu, koreksi harga juga didorong oleh faktor teknikal, dimana harga Surat Utang Negara berada pada tren penurunan di bawah rata - rata lima hari perdagangan (MA5).

