Pelaku Pasar Berharap Rating S&P Terbangkan Harga SUN

Foto: Istimewa

Pasardana.id - Belum berbalik arahnya imbal hasil surat utang negara (SUN) pada perdagangan Selasa kemarin membuat pelaku pasar menaruh harapan pada sentimen rating dari Standard&Poor's.

Diharapkan lembaga rating terkemuka dunia ini memberi status investment grade pada Indonesia sehingga bisa menaikkan harga efek surat utang Indonesia.

"Harapan positif tentu akan datang dengan adanya berita pengumuman peringkat oleh S&P dalam waktu dekat, yang membuat efek positif bagi pasar obligasi apabila Indonesia di naikkan ratingnya," jelas Kepala Divisi Pendapatan Tetap PT Indomitra Securities, Maximilianus Nicodemus, Rabu (25/5/2016).

Melihat pasar obligasi pagi ini ia masih merekomendasikan hold bagi semua seri benchmark. Namun apabila yield obligasi tenor 10 tahun yang merupakan acuan utama menyentuh 8%, para investor disarankan masuk secara bertahap.

Walau harga masih tertekan, namun total transaksi dan total frekuensi pada Selasa naik dibandingkan hari sebelumnya. Volume perdagangan senilai Rp16,93 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp9,71 triliun.

Perdagangan Surat Utang Negara masih didominasi oleh Obligasi Negara seri FR0056 yang pada perdagangan kemarin ditransaksikan senilai Rp5,06 triliun dari 195 kali transaksi. Obligasi Negara seri acuan bertenor 10 tahun tersebut diperdagangkan pada harga rata - rata 102,86% dengan tingkat imbal hasil sebesar 7,96%.

Sedangkan Sukuk Negara Ritel seri SR007 menjadi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp996,30 miliar dari 19 kali transaksi dengan harga rata - rata pada level 101,46% dan tingkat imbal hasilnya sebesar 7,37%.
 
Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp790,37 miliar dari 25 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Siantar Top Tahap II Tahun 2016 Seri A (STTP01ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp300 miliar di harga 100,00% dengan tingkat imbal hasil sebesar 10,49%.