Setelah Caplok PGN, Pertamina Mau Apa?

foto : istimewa

Pasardana.id - Perusahaan Gas Negara (PGN) sedang membahas rencana pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) minyak dan gas (migas) dengan Kementerian BUMN.

Salah satu hal yang dibicarakan adalah mekanisme urutan holding termasuk apakah buy back saham publik oleh pemerintah.

"Sampai saat ini saham pemerintah di PGN sebesar 57,3%," kata Hendi Prio Santoso, Direktur Utama PT PGN (Peresero) di Jakarta, Rabu (11/5/2016).

Kemudian, lanjut dia, PGN akan melakukan roadshow untuk sosialisasi rencana holding kepada pemegang saham publik.

Pembentukan holding diharapkan menghindari duplikasi dan kompetisi internal.

"Pembangunan infrastruktur gas juga bisa dilakukan paa masa depan," jelasnya.

PGN dikabarkan akan berada di bawah Pertamina. Jadi, aset Pertamina bakal naik menjadi US$52 miliar untuk memperoleh pinjaman.

Laporan keuangan PGN menyebutkan aset perusahaan ini sebesar US$6,5 miliar dan laba sebesar US$418 juta. Pertamina memiliki aset US$45,5 miliar dan laba sebesar US$1,4 miliar. 

"Kinerja keuangan Pertamina akan terlihat makin bagus dengan adanya holding BUMN Energi," ucap Wianda A Pusponegoro, VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero).

Asal tahu saja, pinjaman dibutuhkan Pertamina untuk memenuhi kebutuhan investasi di hulu migas sebesar US$3 miliar-US$3,5 miliar pada 2018. Perusahaan ini ingin berinvestasi di Blok Mahakam pada tahun yang sama.

Selain itu blok migas yang diincar antara lain Blok East Kalimantan, Sanga-sanga, Tuban, dan Ogan Komering.

Jumlahnya lebih memadai, bisa untuk masuk ke blok-blok yang terminasi (habis kontraknya)," jelasnya.