Beban Lain Naik, Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Rugi US$27,65 Juta
PASARDANA.ID - Persaingan ketat di antara perusahaan jasa pelayaran telah berimbas negatif terhadap PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM). Ini terbukti dari kinerja keuangan perseroan yang memburuk pada 2015. Selain kompetisi ketat, perlambatan ekonomi domestik turut mengganjal kinerja BBRM. Manajemen perseroan juga tampak tidak berhasil menekan beban usaha dan beban lain-lain sehingga kinerja perseroan terperosok.
Dari laporan keuangan tahun 2015 yang diumumkan BEI, Kamis (7/4) tergambar, BBRM mencatat rugi sebesar US$27,65 juta (US$0,00681 per saham) pada 2015. Kerugian ini antara lain disebabkan oleh kenaikan beban langsung dan beban lain-lain BBRM. Padahal, di tahun 2014, BBRM masih meraih laba US$39.817 (US$0,00001 per saham).
Menurut manajemen, pendapaan BBRM mencapai US$24,577 juta, turun 27,6% dari US$33,948 juta pada 2014. Seiring penurunan pendapatan, beban langsung BBRM juga meningkat sebesar 7% menjadi US$29,007 juta pada 2015. Peningkatan beban lansgung tersebut mengakibatkan BBRM menderita rugi kotor seebsar US$4,430 juta pada 2015. Jika dibandingkan dengan 2014, BBRM masih membukukan laba kotor US$6,833 juta.
Selain itu, beban lain BBRM meningkat 3.620,7%, dari US$474 menjadi US$17,636 juta. Inilah yang menyebabkan rugi usaha BBRM mencapai US$24,194 juta pada 2015. Padahal emiten dengan aset US$156,47 juta pada 2015 ââÅ¡¬“ turun 11,3% dari US$176,52 juta pada 2014 ââÅ¡¬“ itu masih mencatat laba usaha US$4,019 juta pada 2014.
Kendati kinerja keuangan merosot, hal tersebut belum berdampak terhadap kinerja sahamnya di bursa. Menurut data Bursa Efek Indonesia, hingga penutupan transaksi sesi pertama, Kamis (7/4), harga saham BBRM naik Rp3 (4,11%) menjadi Rp76, dari harga penutupan Rabu (5/4) sebesar Rp73 per saham. Untuk periode 30 Desember 2015 sampai dengan 6 April 2016, harga saham BBRM naik 43,14%, dari Rp51 jadi Rp73 per unit. (*)

