Pendapatan Bunga Naik, Laba Bank OCBC NISP per Maret Tumbuh 22%

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id  - Kondisi makro ekonomi Indonesia yang membaik pada tahun ini ikut berdampak positif terhadap kinerja emiten perbankan di BEI.

Pasalnya, pulihnya ekonomi mendorong pemerintah melakukan pembangunan infrastruktur di dalam negeri. Sementara proyek infrastruktur tersebut membutuhkan dana yang sangat besar.

Dengan begitu, pemerintah membutuhan bantuan perbankan untuk ikut membiayai berbagai proyek di tanah air. Hal tersebut menguntungan emiten bank, tak terkecuali PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP).

Ini lantaran peningkatan penyaluran kredit kepada perusahaan pemerintah pada akhirnya akan mendongkrak pendapatan bunga bank tahun ini. Kenyataan tersebut turut berimbas kepada NISP yang mencatat laba Rp456,85 miliar (Rp39,82 per saham) pada triwulan I 2016, naik 22,7% dari Rp372,29 miliar (Rp32,45 per saham) pada triwulan I 2015.

Pertumbuhan laba tersebut didukung pendapatan bunga bersih NISP yang meningkat 45%, dari Rp981,099 miliar menjadi Rp1,423 miliar per maret 2016. Pendapatan operasional selain bunga NISP turun 5,8% menjadi Rp273,55 miliar per Maret 2016.

Meski demikian, NISP mampu mencatat laba operasional sebesar Rp598,16 miliar pada triwulan I 2016, naik 20,6% dari Rp495,99 miliar. Pencapaian ini terjadi di saat beban operasional selain bunga bersih naik 70% menjadi Rp825,02 miliar dari Rp485,10 miliar.

Hingga Maret 2016, kredit yang disalurkan NISP naik 22% menjadi Rp85,1 triliun. Seiring dengan itu rasio kredit bermasalah bersih NISP juga naik menjadi 1,66% dari 1,12%. Sedangkan rasio kecukupan modal perseroan tetap terjaga pada level 18%. Pada triwulan I 2016, dana pihak ketiga yang dihimpun NISP tumbuh 9% jadi Rp 89,6 triliun.

Kinerja keuangan perseroan yang tumbuh ikut berdampak positif terhadap saham NISP di bursa. Hingga pukul 15.10 WIB perdagangan sesi II di BEI, Rabu (27/4) saham NISP tercatat Rp1.365 per unit, naik Rp65 dibanding penutupan, Selasa (26/4) sebesar Rp1.300 per unit. Kendati harga naik, perdagangan saham NISP di BEI kurang begitu likuid.