Laba Timah Tergerus Hingga 84,9% pada 2015
Pasardana.id - Perlambatan ekonomi domestik berimbas negatif terhadap kinerja keuangan PT Timah Tbk (TINS) pada 2015. Di sisi lain, ketatnya persaingan antar perusahaan timah global ikut menurunkan permintaan timah dari Indonesia.
Kondisi ini langsung memukul kinerja TINS karena pendapatan perseroan cenderung merosot. Sementara produksi timah dalam negeri yang berkurang juga turut memangkas pendapatan maupun laba Timah tahun lalu.
Ini tampak dari laporan keuangan TINS tahun 2015 yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (7/3). Disebutkan, laba Timah tergerus 84,9% menjadi Rp101,58 miliar (Rp14 per saham) pada 2015, dari Rp673,05 miliar (Rp90 per saham) pada 2014.
Penurunan laba tersebut, antara lain disebabkan oleh pendapatan TINS yang merosot sebesar 8,56% menjadi Rp6,87 triliun dari Rp7,52 triliun pada 2014.
Pada saat yang sama, beban pokok pendapatan TINS juga naik 4,83% menjadi Rp6,18 triliun pada 2015, dari Rp5,9 triliun pada 2014. Peningkatan beban pokok menyebabkan laba kotor emiten produsen timah merosot 57,53%, dari Rp1,62 triliun menjadi Rp686,09 miliar pada 2015.
Setelah dikurangi beban usaha dan beban lain-lain, emiten BUMN timah beraset Rp8,279 triliun per Desember 2015 tersebut membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp168,16 miliar, terpangkas hingga 83,59% dibandingkan Rp1,02 triliun pada tahun 2014.
Kinerja keuangan perseroan yang cenderung memburuk ikut bedampak negatif terhadap saham TIN di bursa.
Sepanjang perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015, saham TINS turun 59,14%, dari Rp1.170 per unit pada 2 Januari 2015 menjadi Rp478 per unit pada 30 Desember 2015.
Pada perdagangan sesi I, Selasa (8/3) saham TINS tercatat Rp730 per unit, naik Rp95 dari, Senin (7/3) sebesar Rp635 per unit.

