Harga CPO Menguat, Penjualan 2016 London Sumatra Diprediksi Rp4,61 Triliun

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Tim analis First Asia Capital, Jakarta memperkirakan penjualan PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) pada 2016 sebesarRp4,61 triliun, tumbuh 10% dibanding Rp4,19 triliun pada 2015.

Adapun laba emiten perkebunan kelapa sawit tersebut diperkirakan Rp783,46 miliar, meningkat 25,7% dari realisasi laba Rp623,2731 miliar pada 2015.

Target penjualan dan laba tersebut, menurut First Asia Capital, ditunjang oleh harga jual rata-rata komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang diperkirakan naik 10% pada tahun ini.

Sementara sepanjang perdagangan Januari hingga awal Maret 2016, harga komoditas CPO bergerak relatif stabil di level RM2500 per metrik ton.

"Kinerja keuangan LSIP tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan kinerja tahun lalu menyusul pergerakan harga komoditas yang cenderung menguat," kata tim analis First Asia Capital dalam laporan riset yang dipublikasikan di Jakarta, Senin (7/3).

Pada 2015, demikian analis First Asia Capital, keuangan LSIP tertekan akibat turunnya harga jual rata-rata produk komoditi, seperti produk sawit dan karet.

Penjualan LSIP tahun lalu turun 11,36% menjadi Rp4,19 triliun, dari Rp4,73 triliun pada 2014. Volume penjualan CPO perseroan tahun lalu naik 5,1% menjadi 471.827 ton dari 449.021 ton. Adapun volume penjualan karet London Sumatra Indonesia naik 2,7% jadi 12.306 ton

Seiring kinerja keuangan yang bakal tumbuh tahun ini, tim analis First Asia Capital pun merekomendasikan 'beli' saham LSIP dengan target harga Rp1.580 per unit. Target tersebut, 6,39% lebih dibanding harga penutupan LSIP di BEI, Jumat (4/3) sebesar Rp1.485per unit.

Sepanjang transaksi di BEI tahun 2015, saham LSIP turun 31,31%, dari Rp1.900 per unit pada 2 Januari 2015 jadi Rp1.305 per unit pada 30 Desember 2015.