Harga Jual Batubara Turun 14%, Laba Adaro Energy Merosot 17% pada 2015

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membukukan laba US$151 juta (US$0,00477 per saham) pada 2015, merosot sekitar 17% dari US$183 juta (US$0,00556 per saham) pada tahun 2014. Penurunan laba tersebut, antara lain disebabkan oleh pendapatan yang merosot. Harga jual rata-rata batubara yang lebih rendah pada 2015 ikut memangkas laba ADRO.

Presiden Direktur ADRO, Garibaldi Thohir dalam keterangan tertulis ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (15/3) menyebutkan, pendapatan usaha ADRO mencapai US$2,684 miliar pada 2015, turun sebesar 19% dibanding US$3,325 miliar pada 2014.

Pada saat yang sama, beban pokok pendapatan perusahaan tambang batubara tersebut berkurang sebesar 18% menjadi US$2,141 miliar pada tahun 2015. Akan tetapi, laba kotor ADRO justru merosot 24%, dari US$719 juta menjadi US$543 juta pada 2015.

Menurut Garibaldi, volume penjualan batubara ADRO turun 7% menjadi 53,11 juta ton pada 2015 dari 57,02 juta ton pada 2014.

"Harga jual rata-rata batubara ADRO turun 14% pada 2015," katanya.

Selain itu, volume produksi batubara ADRO pada 2015 juga turun sebesar 8,45% menjadi 51,46 juta ton dari 56,21 juta ton pada 2014. Penurunan volume penjualan tersebut disebabkan antara lain oleh kelebihan pasokan di pasar batubara dan menurunnya permintaan dari negera-negara pengkonsumsi batubara.

Hingga pukul 9.59 WIB perdagangan sesi pertama, Selasa (15/3) saham ADRO tercatat Rp725 per unit, turun Rp15 dibandingkan, Senin (14/3) sebesar Rp740 per unit. Sepanjang perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2015, saham ADRO turun 49,5%, dari Rp1.010 pada 2 Januari 2015, dari Rp510 pada 30 Desember 2015.