Bentuk Pendanaan Efek Indonesia, Transaksi Marjin Bakal Tumbuh 25%
Pasardana.id - PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI ) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) resmi membentuk lembaga pembiayaan perusahaan sekuritas. Hal itu ditandai dengan penandatangan akta pembentukan PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI).
Direktur Utama BEI, Tito Sulistio mengatakan, untuk tahap awal modal disetor untuk PT Pendanaan Efek Indonesia sebesar Rp250 miliar. Dengan komposisi 34% dimiliki BEI, 33% dimiliki KSEI dan 33% KPEI.
"BEI punya satu satu saham golden share dengan hak menentukan Direksi dan Komisaris PT Pendanaan Efek Indonesia," terang Tito di Jakarta, Selasa (27/12/2016).
Kedepan, jelas Tito, modal tersebut akan ditingkatkan menjadi Rp1 triliun dengan menggandeng pihak ketiga dan penerbitan obligasi, sehingga pada tahap awal kemampuan pembiayaan PEI akan mencapai Rp1,5 triliun.
Masih menurut Tito, dengan pembentukan lembaga pembiayaan efek itu diharapkan terjadi peningkatan transaksi terutama pertumbuhan transaksi marjin hingga 25%.
"Jika lembaga pembiayaan efek ini beroperasi pada tahun depan, maka transaksi marjin akan tumbuh 25%," terang dia.
Adapun perusahan efek yang dapat menfasilitas pembiayaan tersebut datang dari perusahaan efek yang mengajukan ijin transaksi margin yang saat ini ada 70 perusahaan efek.
Disamping itu, sebagai tahap awal, hanya perusahaan efek dengan MKBD (Modal Kerja Bersih Disesuaikan) diatas Rp250 miliar yang dapat fasilitas itu.
"Paling tidak, ada 30 perusahaan efek yang dapat memanfaatkan saat pembiayaan ini," terang dia.
Tito menambahkan, PEI akan memberikan pinjaman kepada perusahaan efek hingga Rp100 miliar dan sebagai tahap awal, pembiayaan itu hanya diperuntukan bagi transaksi marjin saja. Pada sisi saham- saham marjin, BEI juga akan menambah saham-saham marjin dari 60 saham menjadi 200 saham.
"Kami menunggu 'restu' OJK untuk menambah saham marjin," terang dia.
Sementara Direktur Utama KPEI, Hasan Fawzi mengatakan, saat ini nilai transaksi marjin mencapai Rp6 triliun, dengan beroperasinya PEI pada tahun depan, maka diharapkan, akan ada tambahan Rp1,5 triliun transaksi marjin.
"Dari outstanding sekarang Rp6 Triliun ditambah dari tambahan PEI sebesar Rp1,5 triliun maka ada Rp7,5 triliun transaksi marjin," terang dia.

