Mayoritas Pinjaman Dalam Dollar AS Berdampak Pada Laba 2016 JSPT

foto : istimewa

Pasardana.id - Pendapatan PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (IDX: JSPT) hingga akhir tahun 2016 diperkirakan akan meningkat 5% - 10% dibanding pendapatan 2015.

Namun untuk laba bersih pada akhir tahun 2016 masih akan tergantung pada nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

Menurut Direktur Keuangan JSPT, Lim Mery, bahwa pendapatan tahun ini akan lebih tinggi dibanding tahun lalu karena pendapatan berulang (recurring income) masih tumbuh.

"Hanya pendapatan non recurring (pendapatan tidak berulang) terkena dampak karena produk resedensial kami di segmen menengah keatas, sehingga terimbas oleh global ekonomi," terang dia di Jakarta, Rabu (30/11/2016).

Sementara untuk laba akhir tahun ini, lanjut dia, akan sangat tergantung dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

"Karena 75% pinjaman kami dalam bentuk dollar AS. Semoga akhir tahun nilai tukar membaik maka laba tersebut seiring dengan pertumbuhan pendapatan," harap dia.

Ia menilai, saat nilai tukar rupiah mencapai Rp 13.000,- per dollar AS dinilai ideal terhadap kinerja keuangan perseroan.

"Kalau di jaga di Rp 13.000 itu sudah bagus sekali, tapi belakangan ini sampai Rp13.400-an per dollar AS," terang dia.

Untuk diketahui, total pinjaman perseroan mencapai Rp 584 miliar dan 75 persennya dalam bentuk pinjaman mata uang dollar AS. Sementara pendapatan akhir tahun 2015 sebesar Rp 1,039 triliun dan sampai akhir September 2016 sebesar Rp 779 miliar.

"Dari total pendapatan itu, 75% berasal dari divisi hotel, dan sisanya berasal dari penyewaan kantor dan resedensial," terang dia.

Sedangkan laba bersih hingga akhir September 2016, tercatat sebesar Rp 96 miliar atau turun 32% dari periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp 141,8 milar.

"Penurunan itu karena persoalan pencatatan akutansi dan pengembangan proyek proyek baru," terang dia.