Investasi Swasta Kunci Pertumbuhan Ekonomi Domestik
Pasardana.id - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengungkapkan, jika investasi swasta dapat lebih didorong untuk berkontribusi terhadap pembangunan di Tanah Air, diyakini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik.
"Tantangan utama kita di investasi swasta, dan kalau investasi swasta bisa cepat bangkit, ini akan banyak membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Agus, usai rapat kerja di Gedung DPR di Jakarta, Selasa (25/10) malam.
Meski demikian, pertumbuhan ekonomi global yang diprediksi masih akan relatif buruk, akan menjadi tantangan tersendiri.
"Kita kan kemarin mewaspadai perdagangan dunia yang turun drastis. Ini perlu diwaspadai," sambung Agus.
Pemerintah sendiri, hingga saat ini telah meluncurkan 13 Paket Kebijakan Ekonomi yang merujuk pada kemudahan berinvestasi bagi para investor baik lokal maupun luar negeri.
Adapun Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berupaya memacu peningkatan investasi swasta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, salah satu caranya dengan mengandalkan pasokan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Menurut Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong, pasokan data dari BPS sangat penting bagi BKPM untuk memetakan daerah mana saja yang dianggap potensial untuk investasi sektor tertentu.
Bahkan, jelas dia, BKPM akan mendapatkan pembaruan pengkodean kabupaten dan kotamadya dari BPS apabila daerah tersebut melakukan pemekaran wilayah.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Seperti misalnya data BPS menunjukkan pertumbuhan (sektor industri) luar Jawa lebih tinggi, lalu Kalimantan masih lemah karena lebih besar paparannya ke industri tambang,ââÅ¡¬ katanya.
Lebih jauh, BKPM mencatat, realisasi investasi semester pertama 2016 mencapai Rp 298,1 triliun atau mencapai 50,1 persen dari target realisasi investasi nasional sebesar Rp 594,8 triliun.
Realisasi investasi sepanjang Januari-Juli 2016 mengalami peningkatan 14,8 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 259,7 triliun. Penanaman modal dalam negeri sebesar Rp 102,6 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 195,5 triliun.
Sementara itu, sebelumnya, Pemerintah dan Badan Anggaran DPR baru saja menyepakati asumsi pertumbuhan ekonomi di RAPBN 2017 sebesar 5,1 persen. Diyakini, penyesuaian asumsi pertumbuhan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah dari sebelumnya 5,3 persen menjadi 5,1 persen, merupakan respon terhadap pertumbuhan ekonomi dunia yang diperkirakan masih melambat.

