Bank Kecil Diprediksi Bakal Kesulitan Likuiditas
Pasardana.id - Bank-bank kecil dan menengah diperkirakan mengalami kesulitan likuiditas pada akhir 2016. Karena, dana pihak ketiga (DPK) yang diperolehnya akan ditarik oleh para nasabahnya untuk membayar uang tebusan dalam program pengampunan pajak.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Keberhasilan amnesti pajak bisa menyebabkan ketatnya likuiditas perbankan di akhir tahun terutama bank berkategori BUKU I dan BUKU II,ââÅ¡¬ kata David Samuel, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) belum lama ini.
Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) I adalah bank yang mempunyai modal inti kurang dari Rp1 triliun. Adapun Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) II merupakan bank yang memiliki modal inti Rp1 triliun-Rp5 triliun.
Ditambahkan, pengetatan likuidutas juga akan terjadi pada bank-bank tadi akibat nasabah-nasabah mengambil dananya untuk dibelikan surat berharga negara (SBN) yang akan diterbitkan pemerintah pada akhir tahun.
Sebab, SBN bertenor 10 tahun akan memberikan suku bunga lebih tinggi ketimbang suku bunga deposito.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Kemungkinan akan meningkat, pindahnya dana dari perbankan ke obligasi pemerintah,ââÅ¡¬ jelasnya
Asal tahu saja, Kementerian Keuangan (Kemkeu) akan menambah penerbitan SBN sebesar Rp44 triliun. Angka ini terdiri dari kenaikan SBN gross dalam denominasi rupiah sekitar Rp17 triliun dari Rp611,4 triliun, jika defisit dialami sebesar 2,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Apabila defisit ini meningkat menjadi 2,7% terhadap PDB, maka SBN akan ditambah kembali Rp27 triliun menjadi sekitar Rp665,4 triliun.
Sebanyak Rp571,6 triliun telah diterbitkan pemerintah sebagai realisasi SBN gross dari target Rp611,4 triliun. Untuk SBN Netto telah dilepas senilai Rp374,5 triliun dari target Rp364,8 triliun.
Lebih lanjut David mengemukakan, persoalan likuiditas di bank-bank BUKU I dan BUKU II diyakini dapat diselesaikan Kemenkeu dan Bank Indonesia (BI) dengan koordinasi kebijakan.
Selama ini tidak dilakukan kedua pihak, sehingga masalah ini dialami bank-bank tadi.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Pemerintah dan BI bisa membahas pengaruh penerbitan obligasi terhadap dana perbankan,ââÅ¡¬ jelasnya.
Walhasil, solusi yang ditawarkannya atas likuditas ketat perbankan akibat kedua persoalan di atas adalah penggunaan fasilitas Landing Facility (LF) BI. Suku bunga ini turun menjadi 5,75% didorong penurunan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps dari 5,25% menjadi 5,00%.
"Kalau suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) tinggi bisa menggunakan LF,ââÅ¡¬ ujarnya.
Adapun BI berusaha melonggarkan likuiditas di pasar sampai akhir 2016 dengan menggelontorkan dana sebesar Rp75 triliun.

