Jual Saham China Minzhong, Pendapatan Indofood Diprediksi Rp70,15 Triliun

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Pendapatan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) pada 2016 diperkirakan mencapai Rp70,15 triliun oleh Wilbert, analis Sinarmas Sekuritas, Jakarta.

Target tersebut, sekitar 8% lebih tinggi dibanding perkiraan pendapatan 2015 sebesar Rp64,93 triliun. Proyeksi pendapatan tersebut, antara lain didukung oleh langkah perseroan mendivestasi sebesar 52,94% sahamnya di China Minzhong Food Corporation Limited (CMFC).

Dalam laporan riset yang dipublikasikan di Jakarta, Rabu (26/1), Wilbert memperkirakan laba INDF pada 2016 mencapai Rp4,02 triliun, naik16,5% dibanding perkiraan laba pada 2015 sebesar Rp3,45 triliun.

Menurut Wilbert, kinerja keuangan INDF ke depan akan lebih baik.

"Ini seiring divestasi 52,94% saham China Minzhong Food Corporation Limited (CMFC) kepada China Minzhong Holdings Limited (CMH)," kata Wilbert.

Indofood, jelas Wilbert, telah menerima pembayaran dari CMH sebesar SGD40 juta (Rp390 miliar). Pembayaran itu merupakan uang muka dari rencana divestasi 52,94% saham CMFC kepada CMH yang mencapai SGD416,4 juta.

CMFC merupakan perusahaan pengelola makanan dan sayuran terintegrasi. Perusahaan yang berbasis di Tiongkok tersebut terdaftar di Bursa Efek Singapura. Saat ini, INDF menguasai sekitar 82,88%. Setelah transaksi tersebut tuntas, INDF akan memiliki 29,94% saham CMFC.

Menurut Wilbert, per September 2015, divisi agribisnis menyumbang 8% terhadap total pendapatan INDF mencapai Rp47,56 triliun, naik 1,5% dipandingkan pendapatan INDF sebesar Rp46,88 triliun per September 2014.

Kontributor terbesar pendapatan INDF per September 2015 berasal dari produk konsumen beremerek yang mencapai 50%, disusul bogasari menyumbang 24%, berikut agribisnis 18%, dan bisnis distribusi sebesar 8%.

Akan tetapi pertumbuhan pendapatan tak sebanding dengan peningkatan beban keuangan INDF sebesar 165,4% menjadi Rp2,97 triliun.

Ini mengakibatkan laba emiten produsen mie instan beraset Rp90,868 triliun per September 2015 itu merosot 45,27% menjadi Rp1,68triliun per September 2015, dari Rp3,07 triliun pada periode sama 2014.