Dipicu Beban Operasi, Laba HM Sampoerna Susut 4,52%
Pasardana.id - Keuntungan emiten rokok, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) pada sembilan bulan 2015 menyusut dibanding pencapaian pada periode sama 2014.
Pemicunya adalah kenaikan beban pokok penjualan maupun beban lain-lain yang cukup tinggi. Kedua pos beban tersebut meningkat lebih tinggi dibanding pendapatan HMSP per September 2015.
Dari laporan keuangan per September 2015 yang dirilis, Senin (2/11), tergambar, laba HM Sampoerna turun 4,52% menjadi Rp7,59 triliun (Rp1.733 per saham) pada Januari-September 2015, dari Rp7,65 triliun (Rp1.747 per saham) pada periode yang sama 2014.
Penurunan laba HMSP, antara lain disebabkan peningkatan beban pokok sebesar 11,61% menjadi Rp49,77 triliun, dari Rp44,59 triliun per September 2014. Ini terdiri atas beban produksi Rp11,87 triliun dan pita cukai mencapai Rp29,23 triliun per September 2015.
Kendati beban pokok meningkat, emiten rokok beraset Rp31,569 triliun per September 2015 itu mampu mencatat laba kotor Rp15,74 triliun, naik 4,88% dari Rp15,01 triliun per September 2014.
Pada saat yang sama, beban lain-lain HMSP juga meningkat 17,49% menjadi Rp5,73 triliun, dari Rp4,88 triliun per September 2014. Hal ini menyebabkan laba sebelum pajak HMSP turun 1,04%, dari Rp10,29 triliun menjadi Rp10,18 triliun.
Pendapatan HMSP per September 2015 masih naik 9,91% menjadi Rp65,51 triliun, dari Rp59,6 triliun per September 2014. Pendapatan HMSP didapat dari penjualan beberapa produk rokok, seperti A Mild, Dji Sam Soe, Sampoerna Kretek, U Mild, dan Marlboro.
Meski kinerja laba turun, hal tersebut tidak berimbas terhadap saham HMSP di bursa. Sepanjang perdagangan di BEI tahun ini, saham HSMP justru naik 36,2% menjadi Rp91.975 per unit pada 30 Oktober 2015, dari Rp67.525 per unit pada 2 Januari 2015.

