Rugi Cakra Mineral per September Membengkak 597%
Pasardana.id - Nasib PT Cakra Mineral Tbk (CKRA) memang sama sialnya dengan emiten-emiten pertambangan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kinerja keuangan emiten tambang umumnya merosot pada sembilan bulan 2015. Tidak sedikit pula emiten yang merugi. Keterpurukan keuangan juga dialami emiten biji besi, PT Cakra Mineral.
Hingga September 2015, CKRA mencatat rugi Rp57,39 miliar (Rp12,88 per saham) per September 2015, membengkak 597,55% dibanding pada periode yang sama 2014 sebesar Rp8,23 miliar (Rp1,61 per saham).
Melonjaknya kerugian CKRA disebabkan antara lain oleh kenaikan beban umum dan administrasi, serta rugi kurs hingga September 2015.
Tercatat, beban umum dan administrasi CKRA melonjak 345,83% menjadi Rp42,8 miliar. Adapun rugi kurs meningkat 2.608,33% jadi Rp2,925 miliar. Berikut beban lainnya bertambah 1,345% jadi Rp2,963 miliar.
Hal ini menyebabkan rugi sebelum pajak CKRA naik 779,09%, dari Rp9,28 miliar menjadi Rp81,58 miliar per September 2015.
Di saat beban operasional meningkat signifikan, penjualan CKRA juga ikut anjlok 32,46% menjadi Rp17,71 miliar per September 2015, dari Rp26,22 miliar per September 2014.
Memang, manajemen mampu menekan beban pokok penjualan hingga turun 54,72% menjadi Rp12 miliar, dari Rp26,5 miliar. Penurunan beban pokok mendorong CKRA mencatat laba kotor Rp5,7 miliar, dari sebelumnya masih rugi kotor Rp236 juta.
Kemerosotan kinerja keuangan juga tercermin pada harga saham CKRA di Bursa Efek Indonesia.
Sepanjang perdagangan di BEI pada tahun ini, saham emiten produsen biji besi itu telah turun 75% menjadi Rp50 per unit pada 17 November 2015, dari Rp200 pada 2 Januari 2015. Itu, berarti pemegang saham CKRA pun rugi hampir 100% tahun ini.

