Indo Rama Synthetics Rugi US$5,65 Juta per September
Pasardana.id - Kinerja keuangan PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR) pada sembilan bulan 2015 cenderung merosot. Padahal, penjualan perseroan dalam denominasi dolar Amerika Serikat.
Rupanya, persaingan di industri tekstil tampak semakin ketat sehingga INDR tak mampu memacu penjualannya hingga September 2015. Di sisi lain, perlambatan ekonomi global juga setidaknya turut menghambat pertumbuhan kinerja Indorama pada tahun ini.
Seperti dikutip dari laporan keuangan per September 2015 yang dipublikasikan BEI, Selasa (17/11), Indo Rama Synthetics menderita kerugian sebesar US$5,65 juta pada Januari-September 2015. Padahal per September 2014, INDR masih laba US$940 ribu.
Salah satu faktor penyebab kerugian INDR adalah penjualannya yang merosot 10,4% menjadi US$481,372 juta, dari US$537,255 juta per September 2014. Penjualan ekspor INDR turun 7,0% menjadi US$325 juta, dari US$349 juta per September 2014. Penjualan perseroan di pasar lokal juga terpangkas 16,6% menjadi US$158 juta, dari US$189 juta.
Memang, penurunan penjualan disertai berkurangnya beban pokok sebesar 9,67%, dari US$483,587 juta menjadi US$436,822 juta. Akan tetapi, laba kotor emiten produsen tekstil beraset US$775,210 juta per September 2015 itu masih turun 16,98% menjadi US$44,55 juta, dari US$53,66 juta. Marjin laba kotor turun menjadi 9,3% dari 10,0%.
Di saat yang sama, beban usaha dan beban lain-lain INDR juga turun 3,26% menjadi US$49,68 juta, dari US$51,36 juta. Meski begitu, INDR justru mencatat rugi sebelum pajak sebesar US$4,31 juta, dari laba sebelum pajak US$3,12 juta per September 2014.
Kinerja keuangan yang cenderung merosot tercermin pada harga saham INDR di bursa. Sepanjang perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada tahun ini, harga saham INDR turun sebesar 5,91% menjadi Rp795 per unit, dari Rp845 per unit pada 2 Januari 2015. Pada perdagangan sesi II di BEI, Selasa (17/11) saham INDR tercatat Rp760 per unit.

