Tidak ada utang yang baik
By Ryan Filbert
@RyanFilbert
Utang dalam kamus besar Bahasa Indonesia sesuatu yang dipinjam dari orang lain atau dalam arti lain adalah sebuah kewajiban yang harus dibayar kembali.
Dewasa ini kemudahan seseorang dalam mengakses utang melalui sarana bank menjadi hal yang umum, dan negara pun berutang kepada rakyatnya secara keuangan dengan mengeluarkan surat utang.
Setidaknya terdapat pemahaman bahwa bila digunakan untuk hal yang baik dan produktif maka utang adalah sebuah hal yang baik, namun pada artikel kali ini kita akan membahasnya dengan sedikit provokatif, Tidak ada utang yang baik.
Pada prinsipnya utang adalah sebuah hal yang netral, tidak menjadi baik dan buruk, namun penyalahgunaan akan uang hasil utang maupun skema utang yang memberatkan peminjamnya akan membuat semuanya menjadi sangat buruk.
Salah satu utang terburuk adalah utang untuk sebuah hal yang bersifat konsumsi, misalnya membayar kebutuhan sehari-hari dengan menggunakan utang adalah kesalahan terbesar dari berutang.
Kartu kredit adalah salah satu sarana berutang, dimana skema kartu kredit bisa sengat berbahaya bagi penggunanya, bila kita membayar sebuah transaksi sebesar Rp 1.000.000 maka kita dimungkinkan hanya membayar 10% dari besaran utang kita dan sisanya akan dibebankan bunga sebesar 3,5%, maka coba kita simulasikan kapan utang kartu kreditnya akan lunas dengan hanya membayar 10% nya:
Dengan skema pembayaran minimum terus maka setidaknya 176x atau 176 bulan baru sebuah hutang kartu kredit dapat di lunasi.
Selesai dari utang kartu kredit kita sehari-hari juga sering mendapati fasilitas kredit tanpa agunan (KTA) dimana sistem bunga tetap yang juga sangat memberatkan, inilah kira-kira perhitungan bunga nya bila kita melakukan pinjam meminjam KTA.
Pinjaman : Rp 12.000.000
Bunga : 12% setahun
Cicilan : Rp 1.120.000 / bulan untuk 12x pembayaran
Perhitungan bunga tetap membuat kita membayar bunga dari pokok awal meskipun seiring dengan kita melakukan cicilan utang pokoknya telah mengalami penurunan.
Baik utang kartu kredit maupun KTA bila dipergunakan untuk tujuan konsumtif dan sayangnya memang ditujukan oleh bank bahwa kedunya adalah penyedia kredit untuk kebutuhan konsumtif sebenarnya sangat memberatkan kita sebagai orang yang berutang.
Namun tidak sedikit orang yang mengatakan bahwa kredit yang tujuannya usaha dan investasi adalah sebuah utang yang baik, apakah hal tersebut benar? Mari kita membahasnya pada artikel selanjutnya di bagian ke 2.
Ryan Filbert merupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Ryan memulai petualangan dalam investasi dan keuangan semenjak usia 18 tahun. Aneka instrumen dan produk investasi dijalani dan dipraktikkan, mulai dari deposito, obligasi, reksa dana, saham, options, ETF, CFD, forex, bisnis, hingga properti. Semenjak 2012, Ryan mulai menuliskan perjalanan dan pengetahuan praktisnya. Buku-buku yang telah ditulis antara lain:Investasi Saham ala Swing Trader Dunia, Menjadi Kaya dan Terencana dengan Reksa Dana, Negative Investment: Kiat Menghindari Kejahatan dalam Dunia Investasi, dan Hidden Profit from The Stock Market, Bandarmology , dan Rich Investor from Growing Investment.
Di tahun 2015 Ryan Filbert menerbitkan 2 judul buku terbarunya berjudul Passive Income Strategy dan Gold Trading Revolution. Ryan Filbert juga sering memberikan edukasi dan seminar baik secara independen maupun bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

