Sangat berbahaya bila wanita tidak mengenal keuangan!

foto : istimewa
foto : istimewa

By Ryan Filbert
@RyanFilbert

Dalam sebuah penelitian di Amerika, terdapat sebuah hasil penelitian yang menarik perihal ketertarikan pria dan wanita terhadap angka. Penelitian Dr. Julian Stanley dan Camilla P. Benbow dari Universitas Johns Hopkins meneliti anak-anak berbakat matematika, setiap satu orang anak perempuan berbakat matematika terdapat lebih dari tiga belas anak laki-laki dengan kemampuan yang sama.

Artinya kalau boleh disimpulkan secara gamblang, wanita memang tidak begitu menyukai daripada kaum pria.

Komponen dari uang adalah angka, tentunya kita mengetahui, oleh karena itu ketika seorang pria dan wanita menikah maka akan terjadi sebuah hal yang menarik terlepas berumah tangga dan memiliki anak, hal menarik itu adalah bagaimana membuat keluarga tersebut sejahtera.

Diakui dan tidak diakui, kesejahteraan dalam sebuah keluarga ditopang dengan kesehatan keuangannya, sangat bohong bila ada keluarga sejahtera dengan keuangan keluarga ambruladul.

Bila seorang wanita “alergi" terhadap angka, maka tentu akan kesulitan berhubungan dengan keuangan dan uang, apakah Anda setuju? Lalu ketika seorang wanita menikah, siapakah didalam keluarga yang cenderung mengatur keuangan?

Ya! Pria sebagai kepala keluarga bekerja untuk berpenghasilan, dan wanita sebagai kepala keuangan keluarga yang mengaturnya, itulah kecenderungan yang ada di Indonesia bila tidak boleh disebutkan di dunia. Secara riset kecil independen pernah menyebutkan bahwa 65% istri yang mengatur keuangan keluarga.

Seorang wanita ternyata dituntut untuk mengenal dan mampu mengatur keuangan terlepas berita buruk dari penelitian bahwa wanita tidak lebih baik dari pria masalah hal tersebut.

Lalu apa langkah dasarnya menjadi seorang wanita yang bisa mengatur keuangan dengan baik? Apakah harus mengambil gelar ekonomi? Atau hal lainnya? Ternyata tidak juga.

  1. Kendalikan keinginan dan kebutuhan

Sebagai seorang wanita perlu menyadari dengan baik bahwa terdapat sebuah kebutuhan dan terdapat sebuah keinginan.

Kebutuhan akan makan agar tetap hidup dan sehat berbeda dengan keinginan untuk makan sesuatu dan disuatu tempat.

Menjadi kepala keuangan keluarga tentunya harus dapat mengatur hal penting atau hal yang diinginkan agar tidak terjebak dalam mengeluarkan uang slelau dalam hal keinginan bukan kebutuhan, sebab setiap keinginan sebenarnya didasari kebutuhan, hati-hati.

  1. Budaya berhemat sudah ketinggalan zaman

Berpikirlah bahwa dalam keuangan keluarga, kunci utama bukanlah berhemat dalam bentuk keuangan, melainkan aturan dasar mengendalikan keinginan dan kebutuhan.

Ketika terjadi kekurangan dalam bidang keuangan, bisa saja solusinya bukan berhemat namun melakukan review atas pengeluaran yang dilakukan manakah yang ternyata bukan sebuah hal mendesak untuk dilakukan.

Berpikir bahwa hemat adalah pangkal kaya adalah sebuah slogan “jadul" yang perlu ditinggalkan, karena percepatan kenaikan harga tidak akan bisa dikejar dengan sebuah metode berhemat.

  1. Mengenal investasi

Wanita sebagai kepala keuangan keluarga, wajib mampu melakukan investasi dan membedakan investasi yang mana yang baik dan tidak.

Investasi pada keuangan keluarga perlu dilakukan sebab poin berhemat sudah bukan jawaban untuk solusi keuangan masa depan.

Jangan pernah berinvestasi dengan disisihkan dibelakang. Karena disisihkan dibelakang hampir selalu gagal dilakukan oleh setiap orang.

Ryan Filbert merupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Ryan memulai petualangan dalam investasi dan keuangan semenjak usia 18 tahun. Aneka instrumen dan produk investasi dijalani dan dipraktikkan, mulai dari deposito, obligasi, reksa dana, saham, options, ETF, CFD, forex, bisnis, hingga properti. Semenjak 2012, Ryan mulai menuliskan perjalanan dan pengetahuan praktisnya. Buku-buku yang telah ditulis antara lain:Investasi Saham ala Swing Trader Dunia, Menjadi Kaya dan Terencana dengan Reksa Dana, Negative Investment: Kiat Menghindari Kejahatan dalam Dunia Investasi, dan Hidden Profit from The Stock Market, Bandarmology , dan Rich Investor from Growing Investment.
Di tahun 2015 Ryan Filbert menerbitkan 2 judul buku terbarunya berjudul Passive Income Strategy dan Gold Trading Revolution. Ryan Filbert juga sering memberikan edukasi dan seminar baik secara independen maupun bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK).