Inilah Saham yang Kebal dari Penurunan
By Ryan Filbert
@RyanFilbert
Sebagai seorang investor atau pelaku pasar seringkali kita ingin mencari sebuah saham yang relatif aman agar investasi kita tidak mengalami penurunan dan selalu bertumbuh.
Adakah sebuah saham yang bisa bertahan dari penurunan?
Hal pertama yang perlu kita ketahui bahwa dalam sektor di pasar modal Indonesia terdapat 9 sektor utama. Yaitu: Sektor Agro, Pertambangan, Industri dasar dan kimia, Industri lainnya, Konsumsi, Properti dan konstruksi, Infrastruktur, Keuangan, Perdagangan dan jasa dan Manufaktur.
Pasang surutnya sebuah perusahaan tentunya akan bergantung pada sektor apa perusahaan tersebut berjalan, contohnya bila perusahaan pengembang properti akan mengalami tekanan bila industri perbankan memutuskan untuk menaikkan suku bunga, dan tentunya tidak hanya itu saja, perusahaan dari sektor lainnya pun akan terpengaruh, bagi perusahaan yang berhutang tentunya bukan sebuah hal yang baik ketika terjadi hal tersebut.
Namun, dalam keadaan kondisi perekonomian global mengalami penurunan, maka tentunya semua sektor akan mengalami tekanan, entah secara langsung terpengaruh atau hanya terkena imbasnya.
Misalnya, terjadi penurunan harga batubara di dunia, tentunya sektor pertambangan dan perusahaan tambang akan mengalami tekanan, lalu tekanan tersebut rupanya juga membuat semua sektor tertekan, mengapa bisa terjadi? Itulah yang dinamakan sentimen global.
Yang tidak terpengaruh secara langsung bahkan tidak ada hubungannya bisa terseret.
Sehingga dalam konteks artikel ini kita berupaya mencari sektor yang kebal terhadap penurunan, maka kita perlu pahami bahwa semua sektor tidak ada yang kebal terhadap sentien, namun saham yang “kebal" dari penurunan secara perusahaan maka sebenarnya bisa kita cari.
Apa maksudnya?
Seperti ini, perusahaan dibuat untuk untung, dan tidak pernah ada perusahaan yang berharap untuk rugi, maka dalam keadaan apapun akan berusaha mempertahankan diri. Namun bila sebuah keadaan besar terjadi seperti penurunan harga minyak bumi, perubahan tren maka hal tersebut tidak dapat dilawan oleh perusahaan tersebut dan sektornya.
Artinya bila perusahaan yang bergerak bukan karena penurunan dan kenaikan harga komoditi maupun karena adanya perubahan tren, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan cukup “kebal".
Lalu perusahaan apakah yang “kebal" ?
Setidaknya kita mengetahui bahwa ada kebutuhan pokok manusia yaitu makanan dan kesehatan, oleh karena itu dapat kita perhatikan bahwa dalam kondisi ekonomi runtuh sekalipun, maka kedua hal ini akan terus dibutuhkan.
Oleh sebab itu, umumnya perusahaan yang bergerak dalam makanan (consumer) dan kesehatan (farmasi) sebenarnya secara sektor memiliki “kekebalan" akibat human nature.
Ryan Filbert merupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Ryan memulai petualangan dalam investasi dan keuangan semenjak usia 18 tahun. Aneka instrumen dan produk investasi dijalani dan dipraktikkan, mulai dari deposito, obligasi, reksa dana, saham, options, ETF, CFD, forex, bisnis, hingga properti. Semenjak 2012, Ryan mulai menuliskan perjalanan dan pengetahuan praktisnya. Buku-buku yang telah ditulis antara lain:Investasi Saham ala Swing Trader Dunia, Menjadi Kaya dan Terencana dengan Reksa Dana, Negative Investment: Kiat Menghindari Kejahatan dalam Dunia Investasi, dan Hidden Profit from The Stock Market, Bandarmology , dan Rich Investor from Growing Investment.
Di tahun 2015 Ryan Filbert menerbitkan 2 judul buku terbarunya berjudul Passive Income Strategy dan Gold Trading Revolution. Ryan Filbert juga sering memberikan edukasi dan seminar baik secara independen maupun bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

