Pengaruh Bom Pada Pergerakan Harga Saham di Indonesia

Di awal tahun 2016, Indonesia kembali digemparkan dengan terjadinya ledakan bom di kawasan bisnis Jl MH Thamrin. Pada tanggal 14 Januari 2016 terjadi aksi terorisme yang menyebabkan keresahan di Jakarta.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tanggal 14 Januari 2016 disesi pertama perdagangan langsung merosot dan ditutup terkoreksi 1,24%. Hingga akhir perdagangan terkoreksi 0.52%.
Mulai terjadi keresahan setiap kali terjadi aksi terorisme di Indonesia, banyak anggapan bahwa aksi terorisme dapat menyebabkan pereknomian di Indonesia menjadi melemah dan menjadi lesu, bagaimana rekam jejak Bursa Efek Indonesia ketika terjadi aksi terorisme sebelumnya?
Setidaknya Indonesia berduka akibat aksi terorisme dengan meledakan bom telah terjadi 3 kali:
- Peristiwa Bom di Legian Bali tanggal 12 Oktober 2002 berdampak pada longsor nya nilai Index Gabungan dimana tanggal 11 Oktober 2002 sebesar 376,466 turun menjadi 337,475 pada tanggal 14 Oktober 2002 atau turun sebesar 10,36%,
- Namun bom tidak juga selalu mengalami penurunan, Pada Peristiwa Bom Bali II pada tanggal 1 Oktober 2005, setelah nya IHSG menguat sebesar 0,38%, dan
- Bom lainnya yaitu JW Marriotts dan Ritz-Carlton yang terjadi pada tanggal 17 Juli 2009, IHSG turun dari Rp2.117,95 pada tanggal 16 Juli menjadi Rp2.106,35 tanggal 17 Juli atau turun 0,548%.
Dalam bentuk grafik jangka panjang maka inilah kondisi IHSG:
Secara keseluruhan sebuah aksi terorisme yang terjadi ternyata belum membuat Indonesia menjadi melemah perekonomiannya secara jangka panjang dari persitiwa-peristiwa terorisme sebelumnya.
Ayo Indonesia jangan takut akan ancaman apapun!