Performa Keuangan Surge Melesat dan Sukses Gelar Rights Issue, Saham WIFI Makin Layak Dikoleksi

foto: dok. Surge

Pasardana.id - PT Solusi Energi Digital Tbk (IDX: WIFI) alias Surge membukukan pendapatan Rp231,6 miliar di kuartal I-2025.

Angka itu tumbuh signifikan 65,7% secara tahunan (yoy).

Capaian itu pun sekaligus mengerek laba bersih perseroan hingga 181% menjadi Rp82,6 miliar.

Tak hanya itu, margin laba kotor Surge naik ke 75,3% dari 57,2% tahun sebelumnya.

Kemudian, margin EBITDA mencapai 60,7%, dan margin laba bersih melonjak menjadi 35,7%.

Beberapa catatan itu pada akhirnya mendorong penguatan harga saham WIFI.

Pada hari ini (15/7/2025) saham WIFI ditutup menguat 70 poin setara 3,43% dari harga pembukaan Rp2.040 ke Rp2.110 dengan harga tertinggi Rp2.340.

Saham emiten dengan market cap Rp4,98 triliun ini diperdagangkan dengan volume sebanyak 417,94 juta lot dan nilai transaksi mencapai Rp904,69 miliar dan frekuensi mencapai 48.580 kali.

Kinerja mengesankan keuangan Surge dan saham WIFI itu pun mendapat sambutan hangat dari para analis.

Salah satunya Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas, Liza C. Suryanata yang memberikan rekomendasi "BELI" dengan target harga Rp2.410 per saham dalam 12 bulan, atau mencerminkan potensi upside dari harga saat ini yang ditutup di Rp2.020.

Sementara itu, analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta juga merekomendasikan “accumulative buy” dengan target harga bahkan lebih tinggi, yaitu Rp2.500.

"Fundamentalnya sudah terbukti, ekspansi di jalur perkeretaapian sangat strategis karena menjangkau kawasan perumahan padat. Ini bisa memperluas jangkauan dan meningkatkan permintaan," ujar Nafan.

Ia menegaskan, bahwa kinerja cemerlang Q1 ini membuka peluang besar untuk pertumbuhan berkelanjutan di Q3 dan sepanjang tahun 2025.

Senada, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto mengatakan, saham seperti WIFI kedepan akan menjadi saham yang cukup menarik kedepan dari sektor telekomunikasi dengan dorongan program internet murah, proyeksi kinerja kedepan akan cukup baik dengan permintaan yang cukup tinggi.

Selain itu, kata Rully, Surge dengan infrastruktur yang mereka miliki bisa menekan cost, menjadi sangat menarik.

"Sehingga jika melihat harga sahamnya saat ini masih bisa lebih tinggi," tutur Rully.

Sebagai informasi, Surge memiliki ekosistem digital yang terintegrasi dengan tiga pilar utama yaitu segmen Telekomunikasi sebesar 50% dengan menyediakan konektivitas serat optik sepanjang 6.900 km untuk ISP, operator, dan data center.

Di sisi lain, segmen periklanan sebesar 48% mengelola lebih dari 951.000 titik iklan luar ruang (OOH dan DOOH), serta layanan e-commerce dan logistik digital dan segmen digital 2% yang terfokus pada platform iklan digital di lokasi strategis seperti stasiun dan jalan raya, menjangkau jutaan pengguna aktif.

Tak hanya itu, Surge telah melakukan manuver besar melalui rights issue senilai Rp5,9 triliun, yang digelar 7–15 Juli 2025.

Dana jumbo ini berasal dari penerbitan 2,94 miliar saham baru seharga Rp2.000 per saham.

Hasilnya akan difokuskan untuk membangun infrastruktur fiber-to-the-home (FTTH) yang menyasar 4 juta homepass di Pulau Jawa—salah satu pasar internet rumah terbesar di Asia Tenggara.

Lebih jauh, kerja sama strategis dengan raksasa telekomunikasi Jepang NTT East semakin mengokohkan ekspansi ini.

Dengan total investasi Rp4 triliun, di mana Rp1 triliun berbentuk tunai dan Rp3 triliun berupa kontribusi teknologi dan aset tidak berwujud,

NTT East resmi mengakuisisi 49% saham anak usaha WIFI, WEAVE.

Kolaborasi ini membawa tidak hanya modal, tapi juga teknologi dan keahlian global ke pangkuan Surge.

Bahkan, Weave sebagai entitas anak usaha perseroan juga sukses menerbitkan surat utang berupa obligasi dan sukuk sebesar Rp2,5 triliun.