Pertama di ASEAN, Menko Airlangga : RI Bangga Jadi Negara Aksesi OECD

Foto : istimewa

Pasardana.id - Pemerintah Indonesia memberikan apresiasinya atas dukungan negara-negara sahabat terhadap upaya Indonesia untuk bergabung di The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), mulai dari dibukanya diskusi aksesi pada Februari 2024 hingga tahapan asesmen mandiri yang saat ini sedang berjalan.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Paris, Prancis bertemu beberapa Duta Besar dan Perwakilan Negara-negara OECD.

Dimana dalam pertemuan itu dihadiri Duta Besar Australia, Duta Besar Jepang serta Wakil Duta Besar Jerman, Belanda, dan Polandia yang merupakan perwakilan dari negara-negara sahabat yang telah memberikan atau berjanji memberikan komitmen dukungan bagi percepatan proses aksesi Indonesia di OECD.

"Indonesia bangga menjadi negara pertama di ASEAN yang menjadi negara aksesi OECD", tutur Airlangga dalam keterangan tertulis, Rabu (5/3).

Menurut Menko, langkah Indonesia untuk bergabung ke dalam OECD ini memotivasi negara ASEAN lainnya, yakni Thailand yang menyusul di bulan Juni 2024.

"Prioritas Pemerintah Indonesia saat ini adalah meningkatkan daya saing, produktivitas, dan investasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan mencapai target pertumbuhan 8% secara bertahap," ujarnya.

Jadi, dengan bergabungnya Indonesia di OECD akan mendukung cita-cita besar Indonesia Emas 2045.

Ditambahkan Airlangga, hal ini dimungkinkan mengingat proses transisi dan transformasi struktural dapat memperluas akses pasar, permodalan, keterampilan, dan teknologi.

Transformasi segala bidang ini diperlukan karena Indonesia perlu mencapai pertumbuhan ekonomi di angka 6%-8% dalam 20 tahun ke depan, agar dapat keluar dari jebakan negara dengan pendapatan menengah (middle-income trap).

Pemerintah Indonesia menargetkan akan menyelesaikan proses aksesi OECD dalam jangka waktu tiga sampai empat tahun ke depan.

Selanjutnya untuk menjaga momentum dan sinergi program Pemerintah, aksesi Indonesia di OECD telah dicantumkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.

Target Indonesia sendiri adalah menyampaikan draf Initial Memorandum sebelum Juni 2025 ini, agar siap menandai langkah Peta Jalan Aksesi pada Pertemuan Dewan OECD Tingkat Menteri di bulan Juni 2025.

Indonesia akan mempercepat penyelarasan seluruh substansi instrumen OECD.

Untuk mendukung tahap-tahap aksesi tersebut, Sekretariat Tim Nasional OECD telah mengidentifikasi kebutuhan dukungan kapasitas pada beberapa area penting, proses implementasi yang komprehensif, dan potensi penguatan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan.

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga membuka peluang kolaborasi dan dukungan dengan para negara-negara OECD untuk berpartisipasi dalam proses aksesi Indonesia.

Area utama yang diperlukan Indonesia adalah peningkatan awareness dan kapasitas dalam bentuk Seminar atau Workshop, pendampingan teknis dan penyediaan Tim Ahli di Kementerian/ Lembaga, dan dukungan dalam penempatan Perwakilan Indonesia di Sekretariat OECD.