Tiga Negara Ajukan Proposal Pengembangkan PLTN di Tanah Air

Pasardana.id - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengapresiasi langkah pemerintahan dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang memprioritaskan sektor Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebagai salah satu tujuan investasi.
Sebagaimana diketahui, dari tahun ke tahun tren investasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di dunia terus meningkat.
Dengan memamfaatkan momen tersebut, Pemerintah bersama Kadin semakin agresif memanfaatkan potensi ini dengan terus mendorong dekarbonisasi industri melalui penguatan infrastruktur dan penarikan investasi EBT.
"Presiden menyebutkan energi terbarukan, energi hijau berkali-kali. Beliau secara khusus menyebutkan tambahan dana segar," kata Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kadin Indonesia, Aryo Djojohadikusumo dalam keterangan pers, Selasa (4/3).
Disampaikan Aryo, Kadin telah memiliki program prioritas pada 2025 untuk inisiatif Indonesia Hijau dengan mempromosikan investasi dalam proyek-proyek EBT.
Upaya ini dilakukan dengan menarik investor dan mendorong pemerintah memberikan insentif investasi bagi investor yang tertarik EBT.
Setidaknya, saat ini ada tiga negara besar yang telah menawarkan proposal pembangunan pengembangan PLTN di Indonesia, yaitu Amerika Serikat (AS), Rusia, dan China.
“Dari tiga negara dan kebetulan tiga-tiganya ini melibatkan anggota Kadin. Ini mitra dari luar negeri yang terlibat dengan anggota kami,” ungkap Aryo.
Dari AS yang tertarik adalah Westinghouse Electric Corporation, produsen peralatan listrik terkemuka.
Sedangkan China diwakili China National Nuclear Corporation (CNNC), badan usaha milik pemerintah China di bidang tenaga nuklir.
Sementara Rusia diwakili Rosatom State Atomic Energy Corporation (Rosatom).
Mengenai proposal dari ketiga negara ini, kata Aryo, masih di tahap negosiasi bersama pemerintah Indonesia demi mencapai kesepakatan terbaik bagi negara.
"Tiga negara ini sudah berkomunikasi dengan kita, di anggota-anggota Kadin Indonesia, sehingga sudah ada pembicaraan yang serius,” katanya.
Aryo menjelaskan, sebagian besar dana mungkin akan disuntikan ke dalam sektor energi hijau dan terbarukan serta industri yang penting bagi energi hijau seperti mineral.
Langkah ini sejalan dengan salah satu rencana kerja Bidang ESDM Kadin Indonesia 2024-2029, yaitu energi baru, terbarukan, dan konservasi energi.
Menurut informasi Pusat Data Kadin Indonesia Bidang ESDM yang dikutip dari laporan International Energy Agency (IEA) pada Januari 2025, nilai investasi nuklir akan terus meningkat dari tahun ke tahun sesuai tiga skenario outlook energi dunia.
Pertama, The Stated Policies Scenario (STEPS) yang konservatif, investasi nuklir dunia akan naik dari saat ini 65 miliar dollar AS per tahun menjadi 70 miliar dollar AS per tahun pada 2030. Dalam skenario ini, kapasitas reaktor nuklir akan meningkat lebih dari 50 persen mendekati 650 gigawatt (GW) di 2050.
Kedua, the Announced Pledges Scenario (APS) dimana terdapat dukungan pemerintah yang kuat serta kebijakan energi dan iklim berjalan tepat waktu, investasi nuklir bisa mencapai 120 miliar dollar AS per tahun pada 2030 dengan kapasitas naik di atas dua kali lipat pada 2050.
Ketiga, dalam Net Zero Emissions Scenario, investasi 150 miliar dollar AS tahun pada 2030 dan kapasitas terinstal nuklir mencapai 1000 GW pada 2050.
Pada 2023, lebih dari 410 reaktor nuklir telah beroperasi di 30 negara serta memasok 9 persen pasokan listrik global.
Jumlah ini diperkirakan naik menjadi 420 reaktor pada 2025.
Negara-negara di dunia, khususnya negara berkembang, saat ini terus berlomba membangun pembangkit nuklir sebagai energi alternatif.
Sebagian besar pembangkit yang dikembangkan memakai teknologi China dan Rusia.