Publik Diminta Kawal Ketat Distibusi Bantuan Beras Senilai Rp16 Miliar
Pasardana.id – Bantuan beras bagi korban bencana alam di Pulau Sumatra diharapkan dapat terdistribusikan dengan transparan dan tepat sasaran.
Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak masyarakat aktif mengawasi dan mengawal ketat penyaluran bantuan beras ini.
Diketahui, bahwa hingga saat ini, pemerintah telah menyalurkan 1.200 ton bantuan beras senilai Rp 16 miliar untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan masyarakat terdampak.
Secara total, pemerintah rencananya menyalurkan 10 ribu ton bantuan beras.
Untuk itu, Kementan menegaskan, bahwa keterlibatan masyarakat sangat penting untuk mencegah potensi penyimpangan di lapangan.
Kementan menekankan, bahwa pengawasan publik terhadap penyaluran bantuan beras ini adalah elemen kunci agar transparansi benar-benar tetap terjaga.
Masyarakat diminta tidak segan melaporkan bila menemukan dugaan penyimpangan, sekaligus diapresiasi atas partisipasi yang selama ini turut menjaga proses distribusi tetap akuntabel.
“Dalam situasi seperti ini, concern utama kami memastikan semua bentuk bantuan bisa disalurkan dengan cepat dan tepat. Dan kami berterima kasih publik terus mengawasi proses penyaluran. Kami meminta publik tidak segan melaporkan bila ditemukan penyimpangan,” ungkap Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Moch Arief Cahyono dalam keterangannya, Senin (08/12).
Ia pun menyebut pemerintah terus melakukan berbagai strategi untuk memastikan beragam bentuk bantuan yang disalurkan pemerintah, termasuk bantuan beras tersalurkan secara cepat ke masyarakat terdampak.
“Penyaluran bantuan menghadapi berbagai kendala yang tidak mudah. Untuk itu, kami mengapresiasi semua pihak yang terlibat untuk memastikan masyarakat bisa secepatnya mendapatkan bantuan,” ujarnya.
Perlu diketahui, penyaluran bantuan ini dikirimkan melalui jalur darat, udara, dan laut, termasuk menggunakan pesawat Hercules dan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dengan dukungan penuh TNI.
Pengiriman dilakukan bertahap untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan di wilayah terdampak.
Strategi penyaluran disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Di sejumlah titik yang aksesnya terputus, distribusi dilakukan dengan moda alternatif seperti bentor atau perahu kecil untuk menembus permukiman yang sulit dijangkau.
“Percepatan penyaluran bantuan beras terus dilakukan, termasuk agar masyarakat di wilayah yang aksesnya terputus tetap segera mendapatkan pangan yang mereka butuhkan,” tukas Arief.

